Sebelumnya
Selanjutnya, Taman Abdul Rachman, Cibubur seluas 565,8 meter persegi. Taman Palem, Ciracas seluas 612,84 meter persegi. Taman Waru, Kelapa Dua Wetan seluas 338,16 meter persegi. Situ Kelapa Dua Kelapa Dua Wetan seluas 56.000 meter persegi. Serta, Taman Ujung Menteng, Cakung seluas 563,63 meter persegi.
Sedangkan lima hutan kota, yakni Hutan Kota Rawa Dongkal, Ciracasseluas 86.736,47 meter persegi. Hutan Kota Ujung Menteng, Cakung seluas 378 meter persegi. Hutan Kota Sunter Hulu, Cipayung seluas 30 ribu meter persegi. Hutan Kota Aneka Elok, Cakung seluas 21.357 meter persegi. Dan Hutan Kota Pondok Ranggon, Cipayung seluas 4.400 meter persegi.
Anggota DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mendukung pembuatan Embung di Cipayung. Namun dia meminta Pemkot Jakarta Timur tidak berhenti di proyek itu saja. Terutama, mesti dibangun di daerah cekungan.
“Embung dibutuhkan karena wilayah tangkapan air yang akan menjadi pasokan air saat kemarau,” ujarnya.
Baca juga : Tebar Kebaikan, Relawan Ganjar Milenial Center Bangun Paving Blok di Lebak Banten
Karena itu, dia mendorong Pemprov DKIJakarta untuk terus membangun embung.
“Paling tidak dalam setahun itu harus ada lima sampai 10 embung baru,” kata Justin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Agar embung dan penanganan banjir berfungsi maksimal, anggota Komisi D ini mengingatkan pemerintah daerah untuk memperbaiki tata kota. Sebab, tata kota Jakarta masih amburadul.
“Saluran mikro di daerah padat penduduk banyak yang mampet dan tertutup bangunan sehingga ketika hujan, air meluap,” jelas Justin.
Baca juga : Tenang, Ekonomi Kita Masih Kebal
Dia menegaskan, infrastruktur saluran mikro harus segera dibenahi agar proyek pengendalian banjir yang dikerjakan Pemerintah tidak sia-sia.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Yoga menekankan, penanganan banjir butuh waktu dan proses. Tidak bisa simsalabim, langsung jadi. Nirwono bilang, penanganan banjir harus mengerjakan banyak aspek. Bukan hanya normalisasi sungai atau pembangunan bendungan.
Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta juga harus membenahi 109 situ, danau, embung, waduk (SDEW) dari hulu hingga hilir.
Kemudian, merehabilitasi seluruh saluran drainase agar mampu menampung curah hujan ekstrim. Yakni dengan memperbesar dimensi saluran air dan terhubung ke SDEW terdekat untuk ditampung.
Baca juga : Penumpang Kapal Bisa Mudik Sekaligus Wisata
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta perlu menangani banjir sesuai dengan jenis banjir. Pasalnya, Jakarta memiliki bermacam sumber yang menyebabkan banjir. Pertama, banjir kiriman yang berasal dari luapan air sungai.
Kedua, banjir lokal yakni dikarenakan buruknya sistem drainase. Dan terakhir, banjir rob karena kurang maksimalnya penanganan lingkungan di kawasan pesisir Jakarta. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.