RM.id Rakyat Merdeka - Lelang tender proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase 2A yang akan mengerjakan dari Stasiun Monas-Mangga Besar, berkali-kali gagal digelar. Penyebabnya, tidak ada kontraktor berpartisipasi dalam lelang itu.
“Kondisi seperti ini sangat merugikan warga Jakarta,” kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, di Jakarta, kemarin.
Baca juga : PSBB Tak Buahkan Hasil Signifikan, DPRD Sarankan Pemprov DKI Cari Cara Alternatif
Prasetyo mengusulkan, pembangunan dilakukan dengan pembiayaan alternatif selain dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Dia menyayangkan, persyaratan pinjaman yang mengharuskan keterlibatan kontraktor asal Jepang.
Seharusnya, dalam persyaratan pinjaman, perlu ada pengecualian. Misalnya, jika tidak ada kontraktor Jepang yang berminat, pekerjaan boleh dilakukan oleh kontraktor lokal. Sebab, dalam proyek fase 1 Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI), kontraktor lokal terlibat dalam kerja sama dengan kontraktor Jepang.
Baca juga : Parepare Dorong Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi
“Kontraktor lokal sudah punya pengalaman membangun fase 1. Saya yakin, kalau mereka diberikan kesempatan mengerjakan proyek di fase 2 pasti bisa selesai. Insinyur kita sudah hebat-hebat. Tidak kalah pintar dari insinyur Jepang. Mereka juga sudah berpengalaman,” tegasnya.
Prasetyo berharap, agar pembiayaan proyek ini jangan hanya mengandalkan pinjaman JICA. Sebab, banyak lembaga pembiayaan asing yang berminat membiayai proyek MRT di Jakarta. “Dengan beroperasinya fase 1 ini terlihat bahwa bisnis transportasi publik sangat menjanjikan,” ungkapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.