BREAKING NEWS
 

Mahfud Rembuk Bareng Dewan Pers Dan Pemimpin Redaksi

Lagi Pandemi, Hindari Berita Sensasi

Reporter & Editor :
FAQIH MUBAROK
Kamis, 5 Agustus 2021 13:11 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat rembuk bereng Ketua Dewan Pers M Nuh dan para pemimpin redaksi media serta asosiasi pers, Rabu (4/8) malam. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menekankan, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, yang dibutuhkan masyarakat adalah pikiran dan energi positif, semangat untuk bertahan, dan saling mendukung satu sama lain.

Pernyataan ini disampaikan Menko Polhukam sebagai respons atas pemberitaan sejumlah media yang kerap memberitakan dan menulis judul berita atau artikel yang meleset dari pernyataan narasumber.

"Dibutuhkan ruang publik dan pemberitaan media yang kondusif, yang memotivasi masyarakat, tanpa harus menanggalkan independensi dan obyektifitas yang dimiliki," imbau Mahfud MD dalam sesi diskusi Dewan Pers dengan para pemimpin redaksi media dan pimpinan asosiasi pers yang diselenggarakan Dewan Pers secara virtual, Rabu (4/8) malam.

Mahfud menyampaikan, yang membedakan antara media sosial yang menjadi tempat berkembangnya hoaks dan media mainstream adalah pada standar kualitas konten. Baik dari sisi akurasi maupun aspek etik atau moral konten yang disebarkan.

Baca juga : Demokrat: Bukan Soal Warna, Lagi Pandemi Jangan Sibuk Bersolek

"Proses yang berjenjang di ruang redaksi, dari reporter, ke redaktur dan hingga pemred, adalah jaminan kualitas dan akurasi sehingga beritanya bisa dipertanggungjawabkan," tegas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini. 

Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh sependapat dengan pernyataan Mahfud. M Nuh menambahkan, ada hal yang belum selesai kaitannya dengan problem pers. Yakni meningkatkan kualitas dan profesionalitas jurnalis dan meningkatkan kemerdekaan pers.

"Oleh sebab itu, pertemuan terakhir dengan Menko Polhukam beberapa bulan lalu, saya kira sangat menarik untuk kita gagas dan tindaklanjuti. Ada pelatihan-pelatihan bersama antara Kemenko Polhukam dengan Dewan Pers," ujar M Nuh.

Adsense

Ketua Forum Pemred Kemal Gani menyadari perilaku sebagian media yang jurnalisnya kerap menulis judul yang tidak sesuai dengan isi berita. Terutama media yang belum terdaftar atau abal-abal. Ia mengajak pemerintah dan asosiasi pers bersama-sama membangun ekosistem media nasional yang sehat.

Baca juga : Di Sini Krisis Pandemik, Di Sana Krisis Akademik

"Kami bersama Dewan Pers dan asosiasi-aosiasi media yang tergabung dalam Task Force Media Sustainability menyadari hal ini. Karena itu salah satu concern kita adalah media abal-abal," ujar pendiri The London School of Public Relations (LSPR) tersebut.

Saat ini, tambah Kemal, tim Task Force sedang menyiapkan draft undang-undang yang terkait dengan platform global. "Kita ini media mainstream yang sudah diverifikasi secara faktual, jumlahnya tidak sampai 1000. Sementara media yang bebas sebebas bebasnya ada 800 ribuan Pak Menko. Kita seperti dikeroyok," tambahnya.

Dalam forum yang diikuti lebih 50 wartawan dari berbagai generasi ini, berbagai usulan dilontarkan oleh peserta diskusi untuk menghindari praktik juanalisme yang tidak berhati-hati dan berempati di era pandemi.

Misalnya, jurnalis senior Bambang Harymurti mengusulkan Dewan Pers mengaudit media-media nasional dan memberi peringkat khusus tentang kualitas jurnalistik masing-masing.

Baca juga : Dirjen Kesehatan Malaysia: Covid-19 Kini Jadi Pandemi Bagi Orang Yang Belum Divaksin

"Misalnya nanti diberi tanda hijau, kuning, atau merah, yang memandakan kualitas berita-berita medianya. Agar publik sejak awal tahu akan berurusan dengan media jenis apa," ujar mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo tersebut.

Hadir dalam diskusi ini selain Menko Polhukam dan Ketua Dewan Pers M. Nuh, para anggota dewan pers, pimpinan asosiasi pers antara lain AJI, IJTI, AMSI, PWI, SPS, dan para pemimpin redaksi media nasional.

Hadir juga Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi, dan Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga. Selain Bambang Harymurti dan Kemal Gani, tokoh senior pers lain yang hadir dan ikut urun rembuk antara lain Ilham Bintang, Rustam F. Mandayun, Mara Sakti Siregar, Henry Ch. Bangun, dan tokoh pers lainnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense