BREAKING NEWS
 

Terima Kunjungan Dudung, Bamsoet Tegaskan Pentingnya Vaksinasi Ideologi

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Rabu, 2 Februari 2022 14:29 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima kunjungan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman menyerahkan buku "Dudung Abdurachman: Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi" kepada Ketua MPR Bambang Soesatyo. Dalam buku yang ditulis Raylis Sumitra tersebut, Dudung, Habib Luthfi, hingga The Master of Intelligence Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono menekankan bahwa setiap elemen bangsa harus memegang teguh nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Keempatnya merupakan kekuatan yang telah menjaga bangsa Indonesia tetap berdaulat.

Sejak tahun 2004, MPR merangkum keempat kekuatan tersebut dalam Empat Pilar MPR. Menjadikannya sebagai vaksin ideologi untuk memperkuat imunitas bangsa menghadapi virus radikalisme dan berbagai virus ideologi lainnya yang berusaha merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menerangkan bahwa MPR bersama TNI AD sepakat untuk terus bergotongroyong mensosialisasikan Empat Pilar MPR ke berbagai elemen bangsa. Keterlibatan TNI sangat penting sebagai penjaga kedaulatan NKRI dalam menghadapi kelompok intoleran yang terkadang berujung kepada gerakan terorisme. Mengingat di era modern seperti saat ini, berbaurnya ancaman militer dan non-militer telah mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi.

Baca juga : KKP Angkat Tiga Isu Penting Di Presidensi G20

"Konsepsi mengenai keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional. Melainkan bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis," ujar Bamsoet, usai menerima kunjungan Dudung, di kantor pribadinya, di Jakarta, Selasa (1/2).

Adsense

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, ancaman yang bersifat ideologis tersebut hadir dalam berbagai fenomena. Antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama, hingga tumbuhnya radikalisme dan terorisme. Bahkan TNI juga menjadi lahan untuk mentransmisikan paham radikalisme. Menurut Menteri Pertahanan ke-25 Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu pada tahun 2019, ada 3 persen anggota TNI terindikasi terpapar radikalisme.

"Sebelumnya, survei nasional Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah tahun 2018 mengindikasikan, 63,07 persen guru memiliki opini intoleran pada pemeluk agama lain. Sementara, survei Alvara Research Center pada tahun 2017 mencatat setidaknya 19,4 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 9,1 persen pegawai BUMN tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Tidak heran jika hasil survei Wahid Institute tahun 2020, melaporkan bahwa sikap intoleran dan paham radikalisme mempunyai kecenderungan meningkat, dari 46 persen menjadi 54 persen," jelas Bamsoet.

Baca juga : Kerek Penjualan Truk, Fuso Siapkan Banyak Jurus

Wakil Ketua Umum FKKPI ini menerangkan, pergerakan kelompok intoleran, sebagaimana juga diungkapkan dalam buku "Dudung Abdurachman: Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi", ternyata dilakukan secara sistematis dengan tujuan politis parsial. Menegaskan bahwa tujuan kepentingan umat ataupun rakyat sebagaimana yang sering digemborkan kelompok intoleran, tidak lebih dari kamuflase belaka.

Litbang Kompas dalam survei yang dilakukan pada 17-19 Mei 2021 via telepon terhadap responden usia 17-34 tahun melaporkan, media sosial seperti Instagram, WhatsApp, Twitter, dan lainnya menjadi sarana yang paling besar dalam melancarkan intoleransi, yakni sebesar 51,9 persen.

"Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2020 melaporkan, potensi Gen-Z (rentang usia 14-19 tahun) terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen. Sementara generasi millenial (berumur 20-39 tahun) mencapai 12,4 persen. Gen-Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense