RM.id Rakyat Merdeka - Partai Golkar meracik strategi mengusung kader dan memenangkan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bandung 2024. Langkah awal, Partai Beringin menargetkan kemenangan di kontestasi Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, agar dapat mengusung kader internal di Pilkada mendatang.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kota Bandung, Edwin Senjaya mengatakan, pihaknya menargetkan meraih 10 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung atau 20 persen kursi pada Pileg mendatang. Sebab, kata dia, perolehan 20 persen kursi Dewan merupakan salah satu syarat untuk mengusung calon kepala daerah (cakada) di gelaran Pilkada mendatang.
“Minimalnya, dari enam kursi yang ada sekarang, bertambah menjadi delapan kursi Dewan. Bertambahnya kursi dan suara, secara otomatis akan memperbesar peluang kami untuk mengusung calon dan memenangkan kontestasi Pilkada 2024,” kata Edwin kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat (Jabar), kemarin.
Baca juga : Kejagung Angkut Tiga Mobil Milik Tersangka
Lebih lanjut, ia mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan terkait pengusungan kader yang bakal maju di Pileg 2024. Saat ini, ungkap dia, pengusungan bakal calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Golkar masih dalam tahap seleksi, menyaring atau memilih sebanyak 50 kader terbaik, untuk maju di Pileg Kota Bandung 2024.
Namun begitu, lanjut dia, pihaknya juga tetap melakukan komunikasi atau penjajakan terkait koalisi di Pilkada mendatang. “Soal keputusan, kami menunggu hasil perolehan kursi Pileg. Kalau Golkar dapat 10 kursi, ya bisa mencalonkan sendiri. Hasil perolehan kursi akan menentukan siapa Bandung 1 dan bandung 2,” ucapnya.
Edwin menambahkan, koalisi di daerah sejatinya tak harus mengikuti pusat. Menurut dia, daerah bisa menyesuaikan berkoalisi dengan partai manapun untuk bisa meraih kemenangan di Pilkada mendatang.
Baca juga : BPAGK Kukar Ajak Rakyat Kaltim Dukung IKN
Saat ini, sambung dia, DPD Partai Golkar Kota Bandung telah merekomendasikan dirinya untuk maju sebagai calon Wali Kota Bandung di Pilkada mendatang. Hal tersebut, ungkapnya, merupakan hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Musyawarah Daerah (Musda) yang digelar beberapa waktu lalu.
“Sudah keluar rekomendasinya, mengerucut satu nama untuk didorong pada 2024, kebetulan namanya nama saya. Tapi, ini proses. Mekanisme akan ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar,” jelas Edwin.
Diketahui, pada Pilkada Kota Bandung tahun 2013 dan 2018, Golkar tak pernah absen mengusung kadernya menjadi calon wali kota. Pada 2018, Partai Golkar menggandeng PKB dan Demokrat. Kader Golkar yakni Nurul Arifin diusung sebagai calon wali kota. Namun, gagal.
Baca juga : Persija Mulai Berbenah Hadapi Persib Bandung
Pada 2013, Golkar juga mengusung kadernya, yakni M Qudrat Iswara yang berpasangan dengan Asep Dedy. Koalisi ini terbilang gemuk, ada 15 partai yang tergabung dalam koalisi ini. Namun, Iswara tetap tak bisa menang. PKS dan Gerindra yang mengusung Ridwan Kamil dan almarhum Oded berhasil menang.
Sebelum hajat besar demokrasi pada 2013 dan 2018, Golkar sempat bertakhta di kursi eksekutif Kota Bandung. Kader Partai Golkar Dada Rosada menjadi Wali Kota Bandung selama 10 tahun atau dua periode, yakni 2003-2013. Namun, Dada tak seutuhnya berbaju Golkar, ia pernah pindah partai ke Demokrat pada 2010 lalu. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.