Dark/Light Mode

Bikin Film Dokumenter Soal Lingkungan, Nicholas Saputra Dipuji IESR

Selasa, 18 Februari 2020 23:01 WIB
Nicholas Saputra (Foto: Istimewa)
Nicholas Saputra (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nicholas Saputra, yang selama ini kerap tampil di depan kamera, kini  memproduseri sebuah film dokumenter berjudul 'Semesta'. Film tersebut merupakan hasil kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan PT Talamedia.      

Berdurasi 90 menit, Nicholas Saputra mengemas dengan baik film yang menceritakan tentang kepedualiannya terhadap alam, yang selama ini dirusak tangan-tangan jahil manusia demi kepentingan pribadi. Institute for Essential Service Reform (IESR), sebuah lembaga yang membahas isu-isu lingkungan khususnya dengan perubahan iklim, melihat, film garapan Nicholas Saputra itu merupakan potret kehidupan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Istri Mau Lahiran, Menteri Lingkungan Hidup Jepang Cuti 2 Minggu

"Jadi, kisah ini tentang isu perubahan iklim, perusakan lingkungan, kebakaran hutan, banyak yang diangkat tapi dibungkus dengan kaca mata keyakinan atau agama," kata Erina Mursanti, Green Economy Program Manajer Communication IESR.      

Erina merasa, film ini juga membantu IESR dalam menyuarakan temuan mereka. Padahal, selama ini pihak IESR tidak melakukan kerjasama dengan film Semesta.        

Baca juga : Berhasil Kelola Lingkungan, Pertagas Sabet Proper Emas Dari KLHK

"Adanya film ini bisa bantu kami sosialisasikan temuan kami tentang lingkungan hidup. Kami merasa terbantukan ya. Padahal kita enggak ada kerja,sama, tapi isu yang diangkat dalam film tersebut sama dengan temuan kami," sambungnya.           

Temuan sama yang dimaksud Erina adalah tentang isu lingkungan hidup dan penggunaan energi minyak fosil. Tak hanya itu, beberapa hutan mulai gundul akibat kebutuhan industri dan pabrik. Hal itu dituangkan dalam laporan berjudul Brown to Green Report.        

Baca juga : Polri Klaim Pelaku Teror Novel Ditangkap, Bukan Serahkan Diri

"Di film itu dijelaskan bahwa hutan di Indonesia banyak dibuka buat Industri. Semua dibabat habis buat pabrik," kata Erina.      

Oleh karenanya, Erina mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungan mereka, serta sadar akan pentingnya keseimbangan alam. "Untuk mencegah kenaikan emisi gas rumah kaca. Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebih serta mencegah pembukaan hutan," kata Erina. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.