Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Nadine Chandrawinata

Pernah Jatuh Ke Jurang

Rabu, 30 Juni 2021 06:10 WIB
Nadine Chandrawinata. (Foto: IG @nadinelist)
Nadine Chandrawinata. (Foto: IG @nadinelist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nadine memiliki hobi bertualang di daratan, lautan dan pengunungan. Baginya, saat berada di puncak tertinggi dunia, tak bisa hidup sendiri.

Nadine Chandrawinata dikenal sebagai Puteri Indonesia 2005. Lalu ngartis lewat beberapa judul film seperti Realita Cinta dan Rock N Roll, Mati Suri hingga Generasi Biru. Selain kariernya di dunia hiburan, kecintaan yang suami, Dimas Anggara, terhadap alam, menyedot perhatiannya. Diketahui kakak kandung Mischa dan Marcel Chandrawinata ini kerap memamerkan hobinya, dari menyelam hingga mendaki gunung.

Belum lama ini Nadine hadir di YouTube Ramon Y Tungka, aktor dan kawan sejawat berpetualangnya. Keduanya membahas tentang upaya yang dilakukan dalam menjaga alam.

“Ada bucket list saya, yang sudah dicapai duluan sama Nadine, bahkan membuatnya sampai nangis. Coba lo ceritakan soal Carstensz (Gunung Puncak Jaya), titik terendah lo di mana,” tanya Ramon.

Perempuan kelahiran 37 tahun lalu itu mengaku, dirinya merasa lemah pada saat mempelajari Gunung Carstensz selama 6 bulan sebelumnya.

Baca juga : Kadin DKI Yakin Penetapan Arsjad Jadi Ketum Sesuai Aturan

“Jadi gue meraba, dan gue tidak bisa menaklukkan itu. Nah di situ gue ngelihat bahwa kita naik ke Cartenz bukan untuk menaklukkan itu gunung, tapi menaklukkan diri sendiri,” jelas Nadine.

Selain itu, Nadine menceritakan bagaimana dia memaknai dan mensyukuri hidupnya. “Apa yang terjadi saat itu?” tanya Ramon ke Nadine.

“Yang terjadi saat itu, gue terpeleset, lagi nyeberang antar dua tebing, gue jatuh ke bawah jurang,” terang Nadine.

Merasa tidak bisa mengontrol situasi alam dan perjalanannya, dia mengubah cara pikirnya.

“Di situ titik terlemah gue, gue nggak tau, nggak bisa ngontrol berapa jam lagi sampai. Sedangkan itu udah di luar jamnya karena udah mau hujan es. Cuma bisa berdoa, mungkin memang ini titik akhir gue kali,” katanya.

Baca juga : Pemerintah Kudu Lobi Australia Buka Penerbangan Langsung Ke Bali

Kondisi itu dialami Nadine hampir setengah jam. Tangisnya pecah ditambah badan terasa beku dan perasaan ingin meninggal sempat terbersit dalam pikirannya.

Menurut Nadine, setiap orang perlu menyadari bahwa tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri saja.

“Gue ditolongin sama orang, di situ gue langsung berpikir emang orang tuh nggak bisa hidup sendiri,” tambahnya.

Di titik terendah, Nadine menyadari bahwa ternyata ada banyak hal yang perlu disyukuri atas hidupnya.

“Gimana ya kayak orang tuh kadang lupa setiap hidup itu ada maknanya. Mungkin banyak orang tidak memaknai hidup karena dia nggak tahu mau ke mana arahnya, jadi ngikut alur aja,” katanya.

Baca juga : Gaet Summits, Mandiri Capital Lebarkan Sayap Bisnis Ke Korsel

Perjalanan yang mengubah hidupnya itu ditandai kesuksesan. Nadine berhasil sam­pai puncak gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di Papua tersebut.

“Pas di puncak nangis, gue nggak menyangka akan berada di titik tertinggi Carstensz karena itu bukan tujuan gue. Gue cuma berpikir gue bisa melewati itu semua sih,” tandasnya. [TAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.