Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

HGN Momentum Guru Berefleksi dan Berinovasi

Minggu, 27 November 2022 22:56 WIB
Logo Hari Guru Nasional 2022. (Foto: Kemendikbudristek)
Logo Hari Guru Nasional 2022. (Foto: Kemendikbudristek)

Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Di 25 November 2022, hampir di seluruh sekolah, guru dan murid merayakan HGN dengan berbagam jenis acara. Berbagai bentuk ucapan terima kasih yang diterima guru dari peserta didiknya membuncahkan keharuan hingga meneteskan air mata.

Sejatinya, Hari Guru Nasional dan apresiasi yang diberikan oleh peserta didik tidak sebatas euforia dan selebrasi semata, tetapi menjadi momentum bagi guru untuk berefleksi dan berinovasi menciptakan merdeka belajar guna memberikan pengajaran terbaik bagi peserta didiknya. Sebagaimana tagline dari HGN 2022, yakni Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar.

Di era Merdeka Belajar, sangat penting bagi guru untuk berefleksi. Refleksi adalah salah satu dimensi penting untuk guru yang merdeka. Guru yang merdeka itu reflektif, berani menerima umpan balik secara aktif dan menilai diri sendiri secara objektif. Guru yang reflektif juga memahami kemampuan dan kekuatannya agar mengetahui hal apa saja yang perlu ia kembangkan untuk meningkatkan potensi sebagai guru sehingga dapat menggali dan meningkatkan potensi peserta didiknya.

Refleksi harus senantiasa dilakukan guru agar dapat melakukan perubahan dan inovasi. Untuk melakukan sebuah perubahan dan inovasi, kadangkala kita sebagai guru menutup mata dan berdalih dengan berbagai alasan. Entah itu alasan keterbatasan waktu, sulit mencari informasi, peserta didik tidak mengerti, orang tua yang menentang, masyarakat belum paham atau pemerintah tidak mendukung. Padahal, itu semua adalah dalih dari ketidaktahuan atau keengganan kita mengeluarkan energi lebih untuk menuju perubahan.

Baca juga : Hari Pahlawan, Momentum Generasi Muda-Ormas Berperan Rawat Persatuan

Perubahan dalam proses pembelajaran saat ini mutlak dilakukan. Proses pembelajaran klasik yang bersifat teacher center dianggap sudah tidak bisa memenuhi tuntutan pendidikan. Pembelajaran saat ini memerlukan banyak informasi, media, dan kreativitas seiring dengan perkembangan zaman abad 21 yang serba digital. Selain itu krisis pendidikan yang disebabkan pandemi semakin memperparah kesenjangan antara tujuan pendidikan dan kebutuhan masyarakat dengan kenyataan lulusan yang dihasilkan. Oleh karena itu, guru kini harus melakukan berbagai percepatan penambahan kompetensi guna mengejar kesenjangan tersebut.

Di era digital ini, hampir semua aspek kehidupan berubah, seiring dengan kemajuan teknologi. Hanya bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu survive. Teknologi berkembang pesat di berbagai bidang. Salah satunya di dunia pendidikan. Segala bentuk proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah dengan hadirnya teknologi. Tondeur et al (dalam Selwyn, 2011) menyatakan, teknologi digital sekarang sudah mulai digunakan di dalam bidang pendidikan sebagai sarana untuk mendukung pembelajaran, baik sebagai alat informasi (sarana mengakses informasi) atau sebagai sarana pembelajaran (penunjang kegiatan belajar dan tugas).

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini memunculkan peralatan dan  aplikasi yang sangat mudah dipelajari dan dimanfaatkan menjadi media pembelajaran. Hal ini dinyatakan Ratminingsih (2020:1) bahwa dalam berkembangnya teknologi di dalam dunia pendidikan sekarang, pendidik maupun peserta didik dapat mencari dan menemukan berbagai informasi mengenai pengetahuan dengan cepat melalui jaringan internet.

Hal ini sudah jauh terbaca oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Berbagai kebijakan, terobosan, dan transformasi di bidang teknologi dirancang untuk menunjang pendidikan. Beberapa di antaranya adalah penciptaan berbagai platform yang dapat digunakan sebagai jaringan sharing resource. Selain itu, transformasi teknologi di sektor pendidikan merupakan upaya Pemerintah dalam mengatasi krisis pembelajaran yang terjadi dan diperparah pandemi. Krisis pembelajaran ini hanya dapat diatasi melalui dukungan teknologi dalam sistem pendidikan. Transformasi teknologi di sektor pendidikan yang didorong Kemendikbudristek sejalan dengan perubahan budaya kerja ASN Kemendikbudristek dalam menghadirkan inovasi.

Baca juga : BLT BBM Berperan Cegah Inflasi Dan Resesi

Paparan Mendikbudristek Nadiem Makarim tentang transformasi teknologi di sektor pendidikan dalam acara Transforming Education Summit, di Perserikatan Bangsa Bangsa, di New York, Amerika Serikat, diapresiasi publik internasional. "Kita tidak hanya mendengarkan saja praktik baik, tetapi juga bisa berbagi praktik baik dan memberikan contoh kepada negara-negara lain," ungkapnya.

Inovasi yang dipicu melalui transformasi teknologi yang dihadirkan Kemendikbudristek merupakan kolaborasi antara ASN Kemendikbudristek bersama tim GovTech Edu, bagian dari anak perusahaan Telkom. Kementerian melakukan pengadaan jasa sesuai peraturan yang berlaku dan tim GovTech Edu menjadi mitra dalam mengimplementasikan kebijakan kementerian melalui platform teknologi. Pola kemitraan gaya baru ASN Kemendikbudristek dengan GovTech Edu, menjadi poin penting yang mendapatkan apresiasi oleh peserta Transforming Education Summit.

Transformasi teknologi yang dihadirkan bukan saja melalui beragam platform teknologi yang memahami kebutuhan pengguna. Namun, pola kerja Kemendikbudristek dalam berkolaborasi dengan para profesional muda di bidang teknologi untuk menghadirkan beragam platform teknologi gratis untuk masyarakat.

Maka, sekarang sudah tidak ada dalih lagi untuk guru tidak berinovasi. Pemerintah sudah mendukung dengan berbagai kebijakan yang menunjang, salah satunya dengan adanya transformasi teknologi yang dibuat Kemendikbudristik. Transformasi teknologi ini mengefisiensikan waktu guru untuk belajar, mencari informasi dan referensi yang terkait dengan kebutuhan perangkat ajar, meningkatkan potensi dengan berbagai fitur dan pelatihan yang sudah tersedia di platform.

Baca juga : HSN Momentum Santri Berjihad Dalam Perdalam Ilmu

Tentu saja, bentuk perhatian Pemerintah terhadap dunia pendidikan tidak hanya melalui transformasi teknologi semata, melainkan harus dibarengi dengan konsistensi dalam peningkatan apresiasi terhadap guru. Guru selalu dituntut untuk profesional, melaksanakan berbagai tugas sebagaimana mestinya. Pemerintah tidak boleh alpa bahwa profesionalisme guru seringkali berbanding lurus dengan seberapa penghargaan yang diterimanya, baik berupa materil maupun moril yang diberikan satuan pendidikan dan Pemerintah.■

Nurlaeli, Guru Pendidikan Agama Islam SMKI Insan Mulia Tangerang dan SD Muhammadiyah Bojongnangka, Tangerang


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.