Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

My Food Waste: Media Pengolahan dan Edukasi Pemanfaatan Sampah Makanan Berbasis Mobile App

Jumat, 30 Desember 2022 14:54 WIB
Sampah makanan yang menumpuk (Foto: Mongabay.co.id)
Sampah makanan yang menumpuk (Foto: Mongabay.co.id)

Sampah makanan menjadi salah satu isu global yang perlu dituntaskan. Berdasarkan data dari FOA (Food Organization and Agriculture), sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang begitu saja dan menjadi sampah makanan (food waste). Permasalahan terkait sampah makanan ditetapkan dalam target SDG’s ke-12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Secara spesifik, SDG’s ke-12 menargetkan adanya pengurangan sampah makanan sisa global per kapita serta menurunkan kerugian sepanjang rantai produksi dan suplai makanan pada tahun 2030.

Indonesia termasuk dalam salah satu penyumbang sampah makanan terbesar di dunia. Dilansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dari keseluruhan sampah di Indonesia, makanan sisa menempati urutan pertama penyumbang sampah nasional yakni sebesar 40,14 persen pada tahun 2021. Angka tersebut terbilang fantastis karena mampu mencatatkan nama Indonesia pada urutan ke-2 sebagai negara penghasil sampah makanan terbanyak dunia. Barilla Centre Food and Nutrition menyebutkan, setiap 1 orang di Indonesia mampu menghasilkan 121 kg sampah makanan per tahun. Diperkirakan sampah makanan di Indonesia akan terus meningkat apabila tidak dilakukan pengolahan yang baik dan benar.

Pengolahan sampah tidak bisa hanya diupayakan oleh pemerintah, masyarakat pun harus turut berkontribusi. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat hanya membiarkan sampah makanan hingga membusuk karena dinilai dapat terurai dengan sendirinya tanpa adanya efek negatif. Padahal, pembusukan sampah makanan dapat menghasilkan gas metan yang lebih berbahaya dari hasil pembusukan sampah organik lainnya. FAO menyebutkan tingginya konsentrasi gas metan yang dihasilkan oleh sampah makanan 21 kali lebih berbahaya dalam perusakan lapisan ozon dibandingkan CO2.

Pengolahan sampah makanan yang tepat dapat menghindari efek negatif yang ditimbulkan dari proses pembusukan. Selain untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan lingkungan, pengolahan sampah makanan juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Sampah makanan berpotensi menjadi sebuah produk bernilai ekonomis. Namun, pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan sampah makanan masih rendah karena kurangnya sosialisasi dan edukasi. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis berinisiatif membuat sebuah inovasi bernama “My Food Waste.” Pembuatan aplikasi My Food Waste juga termasuk salah satu upaya mendukung pembangunan Indonesia menuju era society 5.0 yang menitikberatkan pada penggunaan IOT (Internet Of Things), Big data, Artificial Intelligence, dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

My Food Waste merupakan sebuah gagasan aplikasi pengolahan sampah berbasis mobile app yang memiliki berbagai fitur menarik. Proses perancangan desain aplikasi dilakukan dengan metode UCD (User Centered Design). UCD merupakan proses rancangan interface aplikasi atau website dari sudut pandang pengguna dengan tujuan agar suatu aplikasi dapat mudah dimengerti dan dioperasikan oleh pengguna. Adapun fitur-fitur dalam aplikasi My Food Waste dapat dilihat sebagai berikut:

1. Login Page

Pengguna melakukan login dengan memasukkan nama yang terdaftar serta memasukkan kata sandi. Apabila pengguna belum memiliki akun, maka pengguna dapat mendaftar terlebih dahulu dengan menekan menu “daftar.”

2. Home Page

Baca juga : Kemenaker Beri Penghargaan Bagi Perusahaan Yang Terapkan Pengupahan Berbasis Produktivitas

Pada halaman ini, pengguna disuguhkan beberapa fitur yang terdapat pada aplikasi My Food Waste. 

3. Kurir Sampah

Fitur kurir sampah digunakan untuk menghubungi truk pengangkut. Pengguna akan diarahkan untuk menginput data berupa nama dan alamat. Pengguna yang telah menukarkan sampah makanannya akan mendapatkan reward berupa koin maupun saldo e-money tergantung jumlah sampah yang ditukarkan. 

4. Manfaatkan Sampah

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengakses video edukasi mengenai proses pengolahan dan pemanfaatan sampah makanan. Pengguna juga dapat mengunduh materi video dalam bentuk file pdf.

5. Artikel

Pengguna dapat mengakses beberapa artikel yang memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolaan sampah makanan serta isu lingkungan terkini.

Baca juga : Usahid Beri Pelatihan Pengolahan Pangan Berbasis Ubi Jalar Ke Warga Cianjur

Gambar 1. Desain tampilan aplikasi My Food Waste

Gambar 2. Mekanisme Penggunaan Fitur Aplikasi My Food Waste

Perancangan aplikasi My Food Waste dipilih dalam bentuk mobile app karena tingginya angka pengguna mobile app di Indonesia. Pengguna mobile di Indonesia melakukan unduhan sekitar 7,31 milyar aplikasi pada tahun 2021. Angka tersebut mampu menjadikan Indonesia sebagai peringkat ke-2 negara dengan pengguna mobile tertinggi. Indonesia sangat berpotensi menjadi negara pengembang industri mobile app (Amalia, 2022). Tingginya jumlah unduhan mobile app di Indonesia membuka peluang besar bagi aplikasi My Food Waste. Namun, terdapat beberapa kekurangan dan tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu, dilakukan analisis SWOT sebagai berikut:

1. Strength

My food waste memiliki fitur Manfaatkan Sampah yang berisi edukasi tentang cara memanfaatkan sampah menjadi produk bermanfaat seperti kompos, POC, dan pakan ternak. Aplikasi tersebut akan bekerjasama dengan pihak pemerintah agar bisa diintegrasikan dengan PLTSa. Selain itu, Kerjasama juga dijalin dengan pihak swasta agar bisa dikelola menjadi produk bernilai ekonomis.

2. Weakness

Aplikasi My Food Waste belum inklusif karena belum terdapat fitur yang memudahkan bagi pengguna disabilitas. Tidak terdapat fitur untuk pembelian produk hasil olahan sampah makanan. Fitur tersebut belum ditambahkan karena aplikasi My Food Waste masih berfokus untuk pengolahan sampah

Baca juga : Tim PKM FTKE Trisakti Berikan Pelatihan Sirkular Limbah Jelantah Berbasis Aplikasi

3. Opportunities

Tingginya angka pengguna mobile app di Indonesia membuka peluang bagi aplikasi My Food Waste untuk bisa diakses dan dikenal oleh masyarakat luas dengan cepat. Jumlah makanan sisa di Indonesia yang tinggi juga menjadi peluang bagi My Food Waste untuk terus bertahan dan berkembang.

4. Threats

Munculnya aplikasi serupa yang menghambat pengembangan aplikasi my food waste. Selain itu, rendahnya minat masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah makanan akan menjadi suatu tantangan yang berat. 

Analisis SWOT tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa bagian yang perlu diperbaiki seperti perlu adanya penambahan fitur yang memudahkan pengguna disabilitas. Selain itu, kelebihan pada aplikasi tersebut perlu dijaga kualitasnya dan dikembangkan agar tidak tergeser oleh aplikasi serupa. Jalinan kerjasama perlu diperluas untuk menambah jangkauan pengguna dan meningkatkan pelayanan. Untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap pengolahan sampah menggunakan aplikasi My Food Waste, disediakan reward bagi pengguna yang telah mendistribusikan sampah mereka ke pengelola. 

Aplikasi My Food Waste menjadi aplikasi pengolahan sampah yang berperan dalam mendistribusikan sampah makanan ke pengelola, baik pihak swasta maupun pemerintah. Aplikasi tersebut juga menjadi media edukasi bagi masyarakat agar lebih memperhatikan pengolahan sampah makanan. Edukasi yang terdapat pada aplikasi My Food Waste diharapkan mampu mengubah pemikiran masyarakat agar dapat lebih mengoptimalkan makanan yang mereka miliki, sehingga tidak menjadi timbunan sampah. Makanan yang tidak layak konsumsi juga perlu diolah dengan benar agar tidak menghasilkan gas metana. Produksi gas metana yang berlebihan disinyalir dapat memicu ledakan. Untuk itu, My Food Waste hadir menawarkan berbagai fitur yang dapat memudahkan masyarakat dalam mendistribusikan sampah makanan sekaligus mendapatkan edukasi terkait pengolahannya.

Permasalahan terkait sampah tidak akan pernah selesai tanpa adanya kesadaran dari diri sendiri. Pada akhirnya, edukasi memegang peranan penting dan menjadi senjata utama untuk setiap permasalahan. Tidak bisa hanya dimanjakan dengan teknologi yang praktis. Masyarakat harus mulai mengubah cara berpikir dan sudut pandang mereka terkait isu dan permasalahan lingkungan. Untuk itu, setiap inovasi yang diciptakan harus mampu mengedukasi masyarakat sehingga Indonesia dapat mewujudkan Sustainable Development Goals 2030.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.