Dewan Pers

Dark/Light Mode

Bacaan Bermutu Tingkatkan Literasi Anak Bangsa

Minggu, 12 Maret 2023 09:31 WIB
Siswa SDN 006 Batam Kota sedang giat membaca buku. (Foto: SDN 006 Batam Kota)
Siswa SDN 006 Batam Kota sedang giat membaca buku. (Foto: SDN 006 Batam Kota)

Rendahnya tingkat literasi masih menjadi persoalan yang pelik bagi bangsa ini. Bukan tanpa alasan, merujuk pada hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, atau dapat dikatakan merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Hal ini sangat kontras dengan tradisi dan sejarah panjang bangsa Indonesia yang para founding father-nya merupakan kutu buku (gemar membaca) dan penulis handal dengan karya-karya monumental. Sebut saja beberapa karya Bung Karno, seperti Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I dan II, Indonesia Menggungat, Lahirnya Pancasila, dan tentu masih ada beberapa karya lainya. Atau kita juga melihat karya Bung Hatta yaitu  Kebangsaan dan Kerakyatan, Kemerdekaan dan Demokrasi, Gerakan Koperasi dan Perekonomian Rakyat, dan karya-karya lainnya. 

Semua karya di atas masih kita bisa pelajari dan kita diskusikan hingga hari ini, bahkan hingga anak cucu kita nanti. Itulah pentingnya literasi. Dalam konteks tersebut, maka kita sepakat dengan  Pramoedya Ananta Toer bahwa : “Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari”.

Mulai dari Buku Bermutu

Berita Terkait : Bos Bapanas Puji Bulog Terus Tingkatkan Penyerapan Gabah

Melihat betapa strategisnya peran literasi bagi kemajuan sebuah bangsa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-23 yaitu Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program tersebut berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang disertai dengan pelatihan bagi guru.

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, terobosan Merdeka Belajar Episode ke-23 diluncurkan untuk menjawab tantangan rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia akibat rendahnya kebiasaan membaca sejak dini. Ia menambahkan, penyebab rendahnya kebiasaan membaca adalah masih kurang atau belum tersedianya buku bacaan yang menarik minat peserta didik.

Bagi Mas Menteri, program pengiriman buku ke sekolah bukan kebijakan yang baru dilakukan Kemendikbudristek. Namun kali ini menurut mantan Bos Gojek tersebut, Kemendikbudristek menghadirkan terobosan untuk sejumlah hal, mulai dari jumlah eksemplar, jumlah judul buku, jenis buku yang dikirimkan, pendekatan yang dilakukan dalam mendistribusikan buku, sampai pemilihan sekolah yang menjadi penerima pengiriman buku.

Bahkan, tahun 2022, Kemendikbudristek telah menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Menurut menteri milenial tersebut, program ini merupakan program pengiriman buku dengan jumlah buku dan jumlah penerima yang terbesar sepanjang sejarah Kemendikbudristek.

Berita Terkait : Bamsoet Dukung Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an Antar Bangsa

Urgensi Pendamping Literasi

Bagi penulis, sebetulnya yang paling menarik dari program ini adalah adanya pelatihan dan pendampingan untuk membantu sekolah memanfaatkan buku-buku yang diterima. Langkah ini merupakan terobosan terbaik dalam program ini karena terkadang ketika buku-buku bermutu sudah tersedia dan terdistribusi hingga sekolah yang ada di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) dan juga daerah lainya namun masih belum termanfaatkan dengan optimal. Akhirnya buku-buku bermutu hanya menjadi pajangan dan “barang antik” di lemari-lemari perpustakaan sekolah saking tidak pernah disentuh terlebih dibaca.

Dengan adanya program pendamping literas, sesuai harapan Mas Menteri dan tentu kita semua bahwa guru-guru dan pustakawan sekolah bisa benar-benar memahami kegunaan dan kebermanfaatan buku yang diterima, sehingga tidak akan ada buku yang menumpuk di perpustakaan karena tidak dimanfaatkan terutama oleh para siswa sebagai generasi penerus bangsa. Setuju dengan pendapat Mendikbudristek Nadiem, kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan terletak pada kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola buku bacaan dan memanfaatkan buku bacaan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa.

Pendamping Literasi nyatanya didukung oleh banyak pihak, salah satunya Wali Kota Dumai, Provinsi Riau, Paisal mengakui, hibah buku memang diperlukan di daerah yang masih kurang buku bacaan bermutu. Selain itu ia juga menyambut baik program pendampingan pemanfaatan buku bacaan literasi yang diselenggarakan ini semoga berjalan sukses dan berkesinambungan. Dan Ia optimistis, program Buku Bacaan Bermutu yang diikuti oleh 30 SD di daerahnya disertai adanya pendamping literasi, akan menambah minat anak bangsa dalam membaca.

Berita Terkait : Wisuda ke-58, Rektor UID: Tingkatkan Profesionalitas Berdasarkan Nilai Agama

Fahmi Syahirul Alim, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Internasional Islam Indonesia (UIII) dan Peneliti Muda ICIP

Powered by Froala Editor

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.