Dark/Light Mode

Unihaz Gelar Bedah Buku Alumni Sekdilu dan Seminar Nasional tentang ASEAN

Rabu, 3 Juli 2024 23:43 WIB
Bedah Buku alumni Sekdilu dan seminar nasional tentang ASEAN yang digelar Unihaz. (Foto: Dok. Unihaz)
Bedah Buku alumni Sekdilu dan seminar nasional tentang ASEAN yang digelar Unihaz. (Foto: Dok. Unihaz)

RM.id  Rakyat Merdeka - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Prof. Dr. Hazairin (Unihaz) mengadakan acara bedah buku alumni Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Angkatan X, di Bengkulu, Selasa (2/7/2024). Di kesempatan itu juga digelar seminar nasional bertajuk ”Menumbuhkembangkan Pengetahuan dan Kesadaran Generasi Z terhadap Dinamika Politik Luar Negeri dalam Mengatasi Isu-isu Global ASEAN”.

Acara dibuka secara resmi oleh Gubernur Bengkulu Prof Rohidin Mersyah. Acara dihadiri jajaran pejabat Pemda Bengkulu, Plt Rektor Unihaz Arifah Hidayati, Ketua Yayasan, Dekan Fisipol Unihaz Henny Aprianty, dan sekitar 760 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bengkulu.

Dalam pidatonya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan penghargaan kepada para diplomat yang telah mengabdi dan menjalankan tugas mewakili Indonesia di luar negeri. Disebutkan bahwa diskusi tentang pengalaman para diplomat RI selama empat dekade akan menjadi sumber inspirasi yang berharga bagi kalangan akademis dari berbagai disiplin ilmu.

Rohidin juga menyatakan, melalui bedah buku ini, para dosen, peneliti, dan mahasiswa akan dapat memetik banyak pelajaran yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi diplomatik yang dihadapi sekarang dan mendatang.

Selanjutnya, Plt Rektor Unihaz Arifah Hidayati menyatakan, saat ini diperlukan wadah diskusi dan edukasi yang komprehensif mengenai isu-isu global dan regional yang dihadapi Indonesia, khususnya dalam konteks ASEAN.

Baca juga : Gobel: Pemerintah Harus Lebih Fokus Lindungi Industri Kain Nasional

Sementara, Dekan Fisipol Unihaz Henny Aprianty menyatakan, diskusi dan sharing pengalaman ini sangat relevan dengan Program Studi Fisipol untuk menajamkan analisa dalam mendalami masalah internasional pada situasi damai, kerjasama, perdamaian dinamika politik luar negeri.

Acara bedah buku ini menampilkan paparan penulis buku yang juga dua diplomat senior, yakni Bagas Hapsoro (Dubes RI untuk Swedia 2016-2020) dan Sutadi (Kuasa Usaha ad-intermim pada KBRI Sarajevo 2010-2012 ).

Menurut Bagas, tujuan dari bedah buku ini adalah untuk sharing pengalaman mengenai tugas diplomat. Pengalaman tersebut selain dilihat dari hubungan antarmanusia dan juga dilihat dari tataran ”human interest”.

Tugas para diplomat sangat beragam. Mulai dari memfasilitasi dan membantu WNI menegosiasikan kepentingan Indonesia di pertemuan multilateral atau bilateral, hingga mempromosikan produk dan budaya Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kreativitas, personal touch serta kemampuan beradaptasi tinggi.

Sedangkan Sutadi memberikan apresiasi kepada Unihaz yang telah menggelar bedah buku yang diikuti berbagai kalangan penting, khususnya mahasiswa, para pejabat pemda, dan pebisnis yang memiliki wawasan kebangsaan dan wawasan internasional.

Seminar Nasional ASEAN

Baca juga : Mahfud Jadi Pembicara Kunci Seminar Nasional Agama Dan Negara Di UII

Dalam Seminar Nasional “Menumbuhkan Pengetahuan dan Kesadaran Generasi Z Terhadap Dinamika ASEAN”, Sekretaris Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Carolina Tinangon, menjelaskan tentang transformasi organisasi ASEAN di dunia yang dinamis. Selain itu, dia juga menjelaskan tentang dinamika kawasan, keanggotaan Timor Leste di ASEAN dan keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

ASEAN memiliki sejarah panjang dalam mencapai kebersamaannya. Dimulai dari perang Indo-China, konflik lintas batas, masalah Laut Tiongkok Selatan (LTS), masalah bencana kemanusiaan seperti tsunami, Covid-19, problem Myanmar, sampai gagasan ASEAN Outlook on Indo-Pacific.

Carolina menjelaskan alasan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara mempunyai kesamaan pandangan tentang organisasi ASEAN. Pertama, kondisi politik global dan regional. Kedua, kesamaan akar budaya, socio-anthropological. Ketiga, kegagalan organisasi regional sebelumnya. Keempat, konflik intra & interstate.

Dia menambahkan, ASEAN telah menciptakan ekosistem perdamaian yang mendukung terciptanya kesejahteraan negara-negara anggota dan diakui dunia internasional.

Perhatian Generasi Z

Dari diskusi dan tanya jawab dengan peserta seminar terlihat minat generasi Z terhadap ASEAN dan politik luar negeri meningkat.

Baca juga : Penerimaan Polri 2024 Sudah Dibuka, Ini Jadwal Dan Syarat Pendaftarannya

Pertanyaan yang disampaikan juga disertai dengan beberapa fakta dan data bahwa para mahasiswa mengikuti perkembangan situasi regional. Namun demikian tetap diperlukan info terkini, pengarahan, keputusan atau outcome dari hasil sidang ASEAN.

Menurut catatan Sekretariat Nasional ASEAN, Unihaz termasuk perguruan tinggi yang aktif melakukan kegiatan yang bertema ASEAN. Di samping itu, Unihaz juga telah menggelar beberapa kali lomba debat dalam Bahasa Inggris dalam beberapa tahun terakhir.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.