Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Awali Era Industri Tanaman Hias
Harga Monstera Di Minaqu Indonesia Terjun Bebas
Rabu, 2 Februari 2022 23:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Bagi yang familiar dengan tanaman Monstera Borsegiana Albo variegata, tentu tidak asing lagi dengan harganya yang fantastis. Bahkan, ada yang harganya mencapai puluhan juta rupiah.
Harga tersebut ternyata tidak lagi berlaku di Minaqu Indonesia. Eksportir tanaman hias terbesar Kota Bogor ini justru membanderol Monstera Albo dengan harga sangat murah. Dengan uang Rp 300 ribu, siapa pun sudah bisa membawa pulang tanaman Monstera variegata berukuran 10 centimeter tersebut.
CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata menjelaskan, pihaknya sukses memperbanyak Monstera variegata melalui metode kultur jaringan. Oleh karena itu, harga yang dipatok pun bisa jauh lebih murah.
Baca juga : JADA Beri Lampu Hijau, Indonesia Tunggu Kabar Gembira WADA
"Kami cuma mau menerapkan fair trade. Berapa sih biaya produksi kami, berapa affordable prices yang bisa kami jual tanaman hias ini. Jangan terlalu mahal seperti apa yang terjadi dewasa ini di Indonesia," jelasnya, Rabu (2/2).
Kata Ade, harga yang mencapai puluhan hingga ratusan juta itu sudah mengusik batinnya. Apalagi, tujuan Minaqu juga ingin agar tanaman hias menjadi terjangkau bagi semua orang. Perbanyakan dengan cara kultur jaringan mendorong market size yang lebih besar lagi.
Minaqu menyiapkan suplai sekira 1 juta tanaman Monstera Albo. Sekitar 300 ribu di antaranya telah mendapatkan pemilik, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, Minaqu juga secara terbuka kepada petani tanaman hias yang ingin menjualnya kembali. Tentu saja, penjualan dengan harga murah namun tetap memberikan keuntungan bagi mereka.
Baca juga : Peneliti: Kolaborasi Industri Dan Vokasi Masih Perlu Ditingkatkan
Ia berpendapat, lonjakan harga tanaman hias sangat dipengaruhi supply dan demand yang tidak seimbang. Untuk mengejar demand yang tinggi, mereka mencoba mengejar supply itu. Caranya, memperbanyak supply tanaman hias melalui cara yang tidak konvensional.
"Kualitas kultur jaringan itu tidak akan kalah dengan tanaman yang diproduksi secara konvensional. Karena pada prinsipnya, tanaman kultur jaringan itu kan sama-sama, tapi diperbanyak lagi di dalam laboratorium," jelas Ade.
"Jadi, kualitas dan kesesuaian dengan indukan itu sama, tidak akan berbeda. Dan ini sudah dilakukan di Thailand, Singapura, maupun Vietnam (para eksportir tanaman hias dunia)," sambungnya lagi.
Baca juga : Airlangga Hartarto Dapuk Master Supandi Jadi Bapak Taiji Indonesia
Harga yang sangat bersaing itu pun menjadi langkah awal Minaqu mematok era industri tanaman hias. Ke depannya, tambah Ade, pihaknya bakal memperbanyak tanaman hias Monstera jenis lainnya dengan metode kultur jaringan. Khususnya yang kini memiliki harga-harga fantastis kisaran puluhan hingga ratusan juta rupiah. [WUR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya