Dark/Light Mode

Industri Manufaktur Indonesia Semakin Ekspansif, Ini Buktinya

Kamis, 10 Februari 2022 18:11 WIB
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif. (Foto: ist)
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekspansi sektor manufaktur masih terus meningkat. Hal tersebut terlihat beberapa kinerja sektor manufaktur yang makin membaik, seperti PDB, realisasi investasi, capaian ekspor, serapan tenaga kerja dan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur.

Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak 2010, sektor industri terus memberikan kontribusi terbesar pada PDB nasional, bahkan di kala puncak pandemi terjadi pada tahun 2020-2021. 

Pada 2021, sektor industri mencatatkan PDB sebesar Rp 2.946,9 triliun, meningkat dari tahun 2020 yang mencapai Rp 2.760,43 triliun.

“Pada 2020, kontribusi sektor industri di Indonesia yang mencapai 19,8 persen juga melampaui rata-rata dunia yang sebesar 16,5 persen,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Kamis (10/2).

Sepanjang tahun 2021, investasi sektor manufaktur mencapai Rp 325,4 triliun. Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur yang diproyeksikan Kemenperin sebesar Rp 280 triliun hingga Rp 290 triliun, serta naik sebesar 19 persen dari tahun 2020 Rp 272,9 triliun. Sebagai pembanding, pada tahun 2019, realisasi investasi di sektor ini adalah sebesar Rp 215,9 triliun.

Baca juga : Menkumham: Indonesia Berkomitmen Berikan Perlindungan Kepada Pengungsi Internasional

“Seperti disampaikan sebelumnya oleh Menteri Perindustrian, melesatnya realisasi investasi di sektor industri menunjukkan level kepercayaan terhadap Indonesia yang masih tinggi sebagai tempat yang tepat bagi bisnisnya. Hal tersebut juga menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pascapandemi,” jelas Febri.

Peningkatan investasi juga erat kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021,menjadikan jumlah totalnya menjadi 18,7 juta orang. Jumlah ini meningkat sekitar 7 persen dari total tenaga kerja pada 2020 yang sebesar 17,48 juta orang.

Di sisi ekspor, industri manufaktur juga memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2021. Nilai ekspor manufaktur pada periode tersebut mencapai 177,10 miliar dolar AS menyumbang hingga 76,49 persen dari total ekspor nasional.

 

Capaian tersebut meningkat dari angka ekspor manufaktur pada 2020 sebesar Rp 131 Miliar, maupun 2019 atau sebelum pandemi yang berada di angka Rp 127,38 Miliar. Sementara itu, realisasi investasi di sektor manufaktur pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp 325,4 triliun atau naik 19,24 persen dari nilai investasi 2020.

Baca juga : Lestari: Perlu Pengendalian Di Tengah Badai Omicron

Selanjutnya, angka PMI manufaktur Indonesia di sepanjang tahun 2021 secara umum berada pada level ekspansif. Penurunan terjadi pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan aktivitas di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4.

Pada periode 2021, PMI Manufaktur Indonesia beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 53,2 di bulan Maret, 54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57,2 di bulan Oktober.

Hal ini menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur Indonesia, yang terus berlanjut hingga tahun 2022, dengan angka PMI sebesar 53,5 pada Januari lalu. Menurut IHS Markit, kondisi permintaan secara umum menguat, yang mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.

Febri memaparkan, indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa sektor industri terus berekspansi, bahkan terdapat beberapa sektor yang meningkat performanya di tengah pandemi. Peningkatan permintaan yang mulai pulih merupakan indikasi fondasi penting yang mendorong pemulihan sektor industri.

“Walau demikian, tidak dipungkiri terjadi penurunan output akibat permintaan yang sangat berkurang karena dunia juga mengalami resesi,” jelasnya.
Di masa pandemi, sektor industri masih beroperasi walaupun terjadi penurunan utilisasi. Pada Desember 2021, rata-rata utilisasi sektor industri telah mencapai angka 66,7 persen, meningkat dari kondisi di awal tahun tersebut yang sebesar 60,30 persen.

Baca juga : Airlangga: Pers Bantu Indonesia Selamat Dari Hoaks Pandemi

Febri berpendapat, indikator-indikator yang digunakan untuk menilai performa sektor industri manufaktur perlu disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini. Penurunan persentase kontribusi industri terhadap PDB tidak serta merta berarti industri manufaktur mengalami deindustriliasasi.

“Selain itu, ekspansi pada sektor lain, seperti sektor jasa, juga mendukung kinerja sektor manufaktur. Terdapat jasa manufaktur dan jasa yang terkait manufaktur. Jika PDB-nya masuk ke sektor manufaktur, bisa menjadikan kontribusi PDB industri manufaktur terhadap ekonomi nasional jauh lebih besar,” pungkas Febri. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.