Dark/Light Mode

Kurangi Penggunaan BBM Di Indonesia Timur

PLN, Pertamina Dan PGN Siap Serap Gas Masela

Kamis, 20 Juni 2019 06:15 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Menteri ESDM Ignasius Jonan.

RM.id  Rakyat Merdeka - PLN, Pertamina dan PGN menyambut baik dengan tercapainya perjanjian proyek Blok Masela senilai 20 miliar dolar AS antara SKK Migas dan Inpex, akhir pekan lalu di Karuizawa, Jepang. Ketiga perusahaan pelat merah itu pun siap menyerap gas yang dihasilkan Blok Masela.

Kesiapan itu, disampaikan Plt Dirut PT Perusahaan Negara (PLN) Djoko R Abumanan, Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Dirut PT Perusahaan Gas Negara (PGN) kepada Rakyat Merdeka, you Bisnis Indonesia dan Metro TV di Hotel Imperial Tokyo, Senin malam (17/6). 

Hadir pula dalam perbincangan malam itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kepala Satuan Kerja Khusus Pengatur Kegiatan Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Sutjipto dan Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto.

Djoko R Abumanan mengungkapkan, gas Blok Masela sangat penting untuk pengembangan pembangkit listrik di wilayah Indonesia Timur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca juga : PLN, Pertamina, dan PGN Siap Serap Gas Masela

“Ada tawaran menarik dari Inpex agar PLN menggunakan gas untuk listrik. PLN tertarik dan siap mengkonversi penggunaan BBM ke gas jika memang Inpex benar bisa menyediakannya,” ungkap Djoko 

Djoko menjelaskan, saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) belum ada di wilayah Indonesia Timur. Karena, infrastruktur gas di sana belum tersedia. Upaya pengurangan penggunaan BBM baru bisa dilakukan dengan pembangunan pembangkit tenaga biodiesel. Pembangkit dengan tenaga biodiesel ada di Maluku. Tetapi jumlahnya belum besar.“Sebagian besar pembangkit masih menenggak BBM,” katanya.

Terkait untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga gas, lanjut Djoko, Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah memberikan arahan kepadanya agar jual listrik dibatasi 12 sen dolar per Kilo Watt Hour (KwH).“Itu harga yang bagus karena di wilayah Indonesia Timur (rata-rata)  harganya 17 sen,” ungkapnya.

Pertamina Pilih B To B

Baca juga : Jonan Lega, 4 Tugas Jokowi Beresin Sektor Migas Kelar

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya juga kemungkinan akan menyerap gas Blok Masela untuk kebutuhan kilang Arun dan Bontang.“Kami sudah melakukan pembahasan terkait peningkatan kerja sama dengan Inpex. Itu kami lakukan secara B to B (Business to Business),” ungkap Nicke.

Dirut PGN Gigih Prakosa juga menyatakan, siap menyerap gas Blok Masela.“PGN menyambut baik dengan tercapainya kesepakatan Blok Masela. Kami siap menjadi salah satu buyer gas Masela,” ujar Gigih.

Selama ini, lanjut Gigih, PGN menyerap gas Liquefied Natural Gas (LNG) dari Blok Donggi Senoro. Padahal, sumber gas dari blok tersebut, sudah mau habis sehingga kita memerlukan sumber baru penghasil gas.“Pak Dwi (Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto-red) benar bahwa kita membutuhkan sumber gas baru. Nah untuk mengganti semua itu adalah Masela,” kata Gigih.

Gigih optimistis bahwa secara demand dan supply gas Masela akan ada. “Kita nggak perlu khawatir. Saya yakin, gas Masela akan terserap pasar karena demand-nya ada,” ujarnya. 

Baca juga : Indonesian Tobacco Bakal Ekspansi Ke China Dan India

Seperti diketahui, negosiasi pengelolaan Blok Masela di Kepulauan Tanibar, Maluku, antara SKK Migas dengan Inpex, perusahaan migas asal Jepang, sudah memasuki babak akhir.Belum lama ini, kedua belah pihak sudah menandatangani kesepakatan pokok (Head of Agreement/HoD). HOD Lapangan Gas Abadi di Blok Masela tersebut, diteken Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto, President Director Inpex Indonesia Shunichiro Sugaya serta President & CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda.

Tahap selanjutnya, kedua belah pihak akan menandatangani perjanjian Plan of Development (PoD) yang rencananya ditekan akhir bulan ini, pada 27 Juni, bertepatan dengan acara puncak pertemuan negara-negara anggota G20 di Osaka, Jepang. 

Dengan penandatanganan PoD, maka pengembangan dan pekerjaan teknis untuk mengeksplorasi cadangan gas tersebut sudah bisa dilakukan kontraktor, Inpex dan Shell. Blok gas Masela merupakan salah satu blok gas raksasa. Cadangan gas Masela diperkirakan setidaknya mencapai  10,7 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/Tcf). [TIK/DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.