Dark/Light Mode

Pasca Lebaran, Permintaan Elpiji 3 KG Mencapai 400 Ribu Tabung Per Hari

Jumat, 28 Juni 2019 19:34 WIB
Pertamina MOR I selalu siap membantu warga dalam penyediaan elpiji 3 kg dan elpiji non subsidi. (Foto: Humas Pertamina).
Pertamina MOR I selalu siap membantu warga dalam penyediaan elpiji 3 kg dan elpiji non subsidi. (Foto: Humas Pertamina).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca Lebaran 2019, konsumsi Elpiji baik subsidi maupun non subisidi kembali berangsur normal. Pada periode Satgas Ramadhan dan Idul Fitri lalu di Sumatera Utara, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I meningkatkan penyaluran Elpiji 3kg sebanyak 107 persen atau setara dengan 432 ribu tabung per hari.

Sedangkan Elpiji Non Subsidi meningkat sebanyak 105 persen, setara dengan 117 Metriks Ton per harinya.

"Karena aktivitas masyarakat kembali normal, maka penyaluran elpiji juga kami kembalikan ke jumlah normal. Di wilayah Sumut, rata-rata konsumsi normal untuk Elpiji 3 kg sebanyak 400 ribu tabung per hari. Sedangkan untuk Elpiji non subsidi sejumlah 113 Metriks Ton (MT) per hari," ujar Roby Hervindo, Unit Manager Communication & CSR MOR I.

Baca juga : PGN Dan Pelindo III Bangun Terminal LNG di Tanjung Perak

Kembalinya konsumsi elpiji ke kondisi normal juga terjadi di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. Meski sempat mengalami penambahan penyaluran, konsumsi elpiji di kedua wilayah tersebut kini berangsur normal.

"Menjelang dan setelah lebaran, penyaluran elpiji 3 kg ke Kota Tanjung Balai ditambah hampir 18 ribu tabung. Sementara Kabupaten Asahan ditambah 77.240 tabung," sambung Roby di Medan, Jumat (28/6).

Konsumsi normal elpiji 3 kg di Kabupaten Asahan berada di kisaran 20 ribu tabung per hari. Sementara Kota Tanjung Balai sebanyak 4.251 tabung per harinya.

Baca juga : Pasca Lebaran, Penambahan Elpiji di Wilayah Kepri Terus Berlanjut

Menyikapi laporan warga perihal tingginya harga elpiji 3 kg di kedua kabupaten tersebut, Roby memastikan harga Elpiji bersubsidi di 610 pangkalan Kabupaten Asahan dan 118 pangkalan di Kota Tanjung Balai sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan.

HET untuk Kota Tanjung Balai adalah Rp 16.500 dan Kabupaten Asahan Rp 17.000 di tingkat pangkalan. "Kami tengarai ini aksi pengecer yang berusaha meraup keuntungan dengan menaikan harga. Oleh karenanya kami menghimbau warga agar membeli elpiji di pangkalan resmi Pertamina," tutur Roby.

Pertamina menegaskan kembali ke agen dan pangkalan untuk tidak menjual Elpiji bersubsidi ke para pengecer. Agen maupun pangkalan yang terbukti melanggar akan menghadapi sanksi dari Pertamina, mulai dari teguran hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).

Baca juga : Bahas Pencegahan Korupsi, Mendagri Ajak 3 Gubernur Sambangi KPK

"Kami mendukung Pemda dan aparat terkait seperti Disperindag dan Polda untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengecer. Karena kami tidak punya wewenang mengatur pengecer," kata Roby.

Pertamina menghimbau warga agar tidak mudah termakan isu kelangkaan yang dihembuskan pengecer. Stok elpiji dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.