Dark/Light Mode

Wisatawan Membludak Pasca Lebaran, YLKI Imbau Pemda dan Pengelola Tempat Wisata Perhatikan Hal-hal Ini

Senin, 3 Juni 2019 13:33 WIB
Owabong, tempat wisata di Purbalingga, Jawa Tengah yang ramai dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran. (Foto: Disporapar Purbalingga)
Owabong, tempat wisata di Purbalingga, Jawa Tengah yang ramai dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran. (Foto: Disporapar Purbalingga)

RM.id  Rakyat Merdeka - Plesiran ke berbagai tempat wisata bersama keluarga dan orang tercinta setelah Hari Raya Idul Fitri, sudah menjadi tradisi bagi sebagian besar masyarakat kita.

Ini tentunya merupakan hal yang positif, karena selain menjadi ajang refreshing dan merekatkan hubungan antar anggota keluarga, aktivitas ini juga turut menggairahkan ekonomi lokal. Plus mempromosikan destinasi wisata lokal kepada wisatawan nusantara. 

Mempertimbangkan terjadinya lonjakan konsumen yang drastis di berbagai tempat wisata, Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Tulus Abadi meminta semua pihak, khususnya pemerintah daerah, pengelola tempat wisata dan konsumen, untuk memperhatikan beberapa hal.

Pertama, pengelola tempat wisata harus memperhatikan jumlah pengunjung dengan kapasitas maksimal tempat wisata. Jangan jor-joran menjual tiket masuk, sehingga terjadi over kapasitas tempat wisata tersebut.

Baca juga : Pengelolaan Data BPJS Kesehatan Perlu Diperbaiki

"Jika hal ini terjadi, akan sangat merugikan dan membahayakan konsumen. Merugikan, karena konsumen menjadi tidak optimal dalam menikmati wahana wisata. Dan membahayakan, karena bisa terjadi kecelakaan di tempat wisata. Seperti arena bermain yang patah, atau jembatan gantung ambruk. Untuk mengantisipasi hal ini, pengelola wisata harus meningkatkan pengawasan yang lebih intensif guna menjamin keamanan dan keselamatan tempat wisata," kata Tulus dalam keterangan tertulis yang diterima RMco.id, Senin (3/6).

Selain itu, Tulus juga mengimbau konsumen agar jangan memaksakan diri memasuki tempat wisata, jika sekiranya tempat wisata itu sudah berjejal-jejal, over kapasitas.

"Dalam kondisi seperti itu, sangat diperlukan adanya dokter jaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Harga tiket masuk pun seharusnya sudah termasuk asuransi wisata, untuk menjamin keselamatan konsumen," tutur Tulus.

Kedua, pengelola wisata diimbau membuat standar harga makanan dan minuman yang dijual oleh para tenant. Jangan jadikan momen Lebaran untuk menggetok konsumen jasa wisata, dengan harga yang ugal-ugalan.

Baca juga : Penumpang Ojol Kecewa Kenaikan Terlalu Tinggi

Pengelola wisata harus mewajibkan para tenant di tempatnya untuk membuat dan mencantumkan daftar harga dari harga makanan dan minuman yang dijualnya.

Ketiga, pengelola tempat wisata diimbau memperhatikan dan menjaga kebersihan, serta higienitas toilet dan juga tempat ibadah.

"Jangan biarkan toilet kotor, jorok, dan bau. Air bersih juga harus cukup. Untuk tempat ibadah, selain bersih, juga harus dilengkapi dengan sarana penunjang lainnya. Jemaah laki-laki dan perempuan, agar dipisahkan," imbau Tulus.

Keempat, jika konsumen dirugikan atas pelayanan jasa wisata, maka cepat-cepatlah melaporkan/mengadukan ke pihak pengelola. Jika responnya tidak memadai, kalau perlu, bisa diviralkan sebagai bentuk hukuman sosial.

Baca juga : BI Siapkan 2.900 Titik Tempat Penukaran Duit

Kelima, Pemda dan pengelola tempat wisata agar memperhatikan manajemen parkir dan rekayasa lalu lintas di sekitar tempat wisata. Jangan sampai, tempat wisata memicu kemacetan di sekitar lokasi. Khususnya di jalan raya. "Yakinkan tidak ada pungli parkir bagi konsumen jasa wisata," tandas Tulus. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.