Dark/Light Mode

Program Pinky Movement Jangkau Lebih Luas Pelaku Usaha Wanita

Rabu, 29 Juni 2022 13:26 WIB
Pada 2020, dari total penerima pinjaman dana Program Pinky Movement sebanyak 589 pengusaha, sekitar 224 pengusaha atau 38,03 persen merupakan pelaku usaha wanita. (Dok. Pertamina)
Pada 2020, dari total penerima pinjaman dana Program Pinky Movement sebanyak 589 pengusaha, sekitar 224 pengusaha atau 38,03 persen merupakan pelaku usaha wanita. (Dok. Pertamina)

 Sebelumnya 
Kerja sama ini juga sebagai wujud implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) utamanya pada tujuan kedelapan yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Dan SDGs kelima yakni mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Kerja sama Pertamina-IWAPI juga merupakan bagian dari komitmen ESG Pertamina terutama aspek sosial melalui kegiatan pemberdayaan usaha mikro kecil.

Zuraida mendapatkan pinjaman dana kemitraan dari Pinky Movement sebesar Rp 90 juta pada Februasi 2022. Dana tersebut, katanya, digunakan untuk pengembangan workshop, pembuatan tas-tas seminar, ladies bag, dan lain-lain.

“Pembeli dan pemasarannya masih domestik. Pada saat pandemi sepi order,” ujarnya.

Baca juga : Gus Halim Dukung Pemanfaatan Tanah Kas Desa Untuk Desa Wisata

Dia mengatakan mendapatkan pembinaan dari Pertamina terkait dengan pengembangan usaha. Bentuknya berupa penawaran stand-stand pameran di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta dan Tangerang Selatan.

“Saya juga sudah menyebarkan informasi adanya Program Kemitraan kepada wanita pengusaha lain yang tergabung dalam IWAPI,“ katanya.

Sementara itu, Fine Eni Kartika, pemilik usaha Butik Fashion Gerai Hijab, mendapatkan kucuran dana kemitraan dari Pinky Movement sebesar Rp 70 juta pada Maret 2022. Dia mengaku mendapatkan informasi tentang dana kemitraan dari grup UMKM Depok.

“Dana dari Pertamina saya gunakan untuk pengembangan usaha gerai hijab,“ katanya.

Wanita berpenampilan trendi ini mengungkapkan, pada saat ini perkembangan bisnis fesyennya membaik jika dibandingkan pada saat krisis akibat pandemi Covid-19. Dia memasarkan produknya di toko offline di ITC Depok.

Baca juga : Jangkauan Pasar Petani Bantaeng Semakin Luas Berkat Jalan Usaha Tani

“Pembelinya masih domestik. Omset masih belum terlalu normal tapi membaik,” tuturnya.

Dia menuturkan masih membutuhkan dukungan dan pembinaan dari Pertamina agar produknya menembus pasar ekspor.

Sayangnya, pada pameran Inacraft maupun pameran di Turki baru-baru ini dia tidak mendapatkan undangan untuk mempromosikan produk unggulannya.

“Mohon support untuk pameran dalam negeri maupun luar negeri,“ harap Fine.

Agar program Pinky Movement lebih menjangkau UMKM, Fine menyatakan bersedia merekomendasikan Program Kemitraan kepada wanita pengusaha lain.

Baca juga : Ini Profil Pemain Argentina Yang Gabung Bersama Persita

“Alhamdulilah saya juga pengurus dan anggota IWAPI Depok,“ katanya. Pengamat pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial dari Universitas Padjadjaran Bandung, Risna Resnawaty, menilai program Pinky Movement adalah wujud capacity building bagi pelaku UMKM termasuk pengusaha perempuan dan juga wujud dari corporate share value (CSV).

“Jika ditanyakan bagaimana keterkaitan bisnis dengan pelaksanaan CSR di Pertamina ini sangat banyak program yang sudah terkait dengan bisnisnya. Selain Pinky Movement, ada pembinaan bengkel, pelatihan dan pembinaan bagi sopir tanki, dan sebagainya,” kata dia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.