Dark/Light Mode

Program RJIT Kementan Dongkrak Produktivitas Pertanian Banten

Jumat, 10 Juni 2022 16:01 WIB
Jaringan irigasi untuk petani di Banten/Ist
Jaringan irigasi untuk petani di Banten/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk petani di Kabupaten Serang, Banten. 

Ada dua kelompok penerima manfaat. Mereka adalah Kelompok Tani Masyarakat Guyub 1 di Kelurahan Kilasah, Kecamatan Kasemen dengan luas layanan 50 hektare dan Kelompok Tani Subur Makmur 1 di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen dengan luas layanan 50 hektare. 

Program RJIT yang diterima petani secara otomatis mendongkrak produktivitas pertanian di Banten.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) kembali menjalankan program RJIT untuk membantu mengembangkan budidaya pertaniannya. 

Program RJIT, kata SYL, dapat meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) petani.

Baca juga : Fitur Dual Messenger dan Mic Mode, Bantu Produktivitas

“Dalam pertanian, harus selalu ada air. Oleh karena itu, manajemen air menjadi sangat penting,” kata SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, program RJIT mampu untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) pada lahan sawah. 

“Dalam  pelaksanaan pekerjaan konstruksi  untuk 1 unit kegiatan dapat berupa rehabilitasi/peningkatan saluran irigasi, rehabilitasi/peningkatan fungsi," terang Ali.

Ali menambahkan, program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air.

“Perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali (panen),” tuturnya.

Baca juga : Sidang AFSIS Ke-20, Kementan Usung Digitalisasi Pertanian Untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Dikatakan Ali, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi.

Pada akhirnya, hal tersebut akan menyebabkan efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang.

Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Sementara, Direktur Irigasi Dirjen PSP Kementan Rahmanto mengatakan, ada beberapa standar teknis yang harus dipenuhi pada pelaksanaan program RJIT tahun 2022.

Pertama, kata dia, jaringan irigasi teknis/desa dalam kondisi baik dan tersedia sumber air. Kedua, dimensi saluran (lebar, tebal dan tinggi) disesuaikan dengan spesifik teknis di lapangan. "Untuk luas lahan terdampak minimal  50 hektar," papar Ali. 

Baca juga : Jokowi Minta Ganjar-Erick Penuhi Sarana Produksi Petani

Dikatakannya, apabila luasan Poktan/P3A kurang dari  50 hektare, dapat menggunakan potensi luasan Gapoktan/GP3A. 

“Untuk memenuhi luasan minimal 50 hektare,  Poktan dapat bergabung dalam satu UPKK. Penetapan nama UPKK menggunakan SK Kepala Dinas Kabupaten," kata Rahmanto.

Rahmanto berharap, saluran irigasi tersebut dapat mengairi lahan pertanian sehingga bermanfaat baik bagi pengembangan budidaya pertanian petani. 

“Dengan begitu, produktivitas pertanian mereka bisa terus ditingkatkan," ujar Rahmanto.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.