Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi Disebut Lindungi Kelompok Rentan

Minggu, 28 Agustus 2022 21:35 WIB
Petugas SPBU melayani pengendara mobil yang sedang mengisi BBM. (Foto: Patra/RM)
Petugas SPBU melayani pengendara mobil yang sedang mengisi BBM. (Foto: Patra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah masih mematangkan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Serangkaian rapat antara menteri sampai dengan DPR digelar untuk menemukan formula yang tepat dalam menyikapi melambungnya harga minyak dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, tanpa kenaikan harga BBM, nilai subsidi dan kompensasi energi sampai akhir tahun diperkirakan akan mencapai Rp 700 triliun. Untuk menutupi tambahan subsidi, mau tidak mau Pemerintah harus mengambil pembiayaan baru.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Naik, Wajar Harga BBM Bersubsidi Ditinjau

Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah mengungkapkan dukungannya terhadap rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia mengakui, beban subsidi energi sudah terlalu berat bagi keuangan negara.

"Tata kelola BBM bersubsidi kita tahun ini menghadapi tekanan karena migrasi pembeli dari Pertamax ke Pertalite," kata Said, seperti keterangan yang diterima redaksi, Minggu (28/8)

Baca juga : Banteng Minta Presiden Tak Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Dia memperkirakan, tekanannya bakal bertambah karena skema subsidi sekarang berbasis komoditas yang sulit sekali tepat sasaran. Politikus PDIP ini menyarankan kenaikan harga Pertalite sebesar maksimal 30 persen, atau menjadi sekitar Rp 10 ribu per liter agar APBN 2022 lebih sehat. “Kenaikan harga maksimal 30 persen sudah mempertimbangkan dampak inflasi agar tak terlalu tinggi,” ucap Said.

Ia paham, kenaikan harga BBM bakal memengaruhi tingkat inflasi dan melemahkan kemampuan konsumsi masyarakat. Karena itu, Said mengusulkan supaya kenaikan harga dilakukan secara bertahap. Hal lain yang juga penting dilakukan Pemerintah adalah segera mengubah skema penyaluran BBM bersubsidi.

Baca juga : Please...Harga BBM Subsidi Jangan Naik Ya

Said mendorong Pemerintah membatasi akses terhadap Pertalite. Opsinya, bisa dengan menyalurkan langsung kepada penerima subsidi yang datanya diintegrasikan dengan data keluarga miskin, atau membatasi penyaluran berdasarkan jenis kendaraan.

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto turut menyetujui usulan kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter. Menurut politisi Partai Nasdem tersebut, kenaikan harga Pertalite sebesar itu pun belum menghapus subsidi, karena masih jauh dari harga keekonomian yang sebesar Rp 17 ribu per liter.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.