Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Truk Ngantre Cuma Modus

DPR: Rawan Permainan, Harga BBM Subsidi Harus Segera Disesuaikan

Sabtu, 13 Agustus 2022 15:06 WIB
Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman mendorong pemerintah, untuk segera menyesuaikan harga BBM Subsidi.

Sebab, perbedaan harga yang jauh antara solar subsidi dan industri, seringkali dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab.

"Saya mendorong pemerintah, untuk segera melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi. Sebab, perbedaan harga BBM bersubsidi dan BBM industri terpaut tinggi sekali. Sekitar Rp 15 ribu. Harga solar subsidi, hanya Rp 5.000. Sedangkan harga solar industri, Rp 20 ribu," ucap Maman kepada wartawan, Sabtu (13/8).

Baca juga : Rieke: Data Penerima Subsidi Harus Terintegrasi Kementerian Sosial

Maman menyebut, perbedaan harga yang cukup jauh itu, banyak memiliki celah yang bisa dimainkan. Misalnya saja, ada pihak yang membeli solar subsidi di SPBU, lalu menjualnya untuk kebutuhan industri, dengan harga Rp 10 ribu.

"Banyak oknum membeli solar bersubsidi dengan harga Rp 5.000 lalu, menjualnya ke penampung dengan harga Rp 10 ribu. Atau menjualnya ke pabrik-pabrik, tambang-tambang ilegal, koordinator-koordinator nelayan. Bahkan, ada yang menjualnya hingga ke tengah laut," beber Maman.

Dia kemudian bicara soal antrean panjang truk di sejumlah SPBU. Banyak truk yang seolah mengantre untuk kebutuhan perjalanan, tapi sebetulnya modus menampung solar subsidi untuk dijual ke kalangan industri.

Baca juga : Kurangi Beban APBN, Mekanisme Penyaluran Subsidi Harus Dibenahi

"Faktanya, mereka mengisi full tangki dan menjualnya ke penampung di wilayahnya masing-masing. Setelah itu, mereka mengantre lagi di SPBU yang lain. Dengan situasi seperti ini, kasihan buat sopir-sopir truk dan pelaku ekonomi yang memang benar-benar membutuhkan BBM solar untuk bekerja," ucapnya.

Menurutnya, antrean truk itu adalah hal aneh. Sebab, tak ada pengurangan kuota nasional untuk solar subsidi.

"Aneh, kalau ada fenomena antrean truk panjang di SPBU. Sebab, tidak ada pengurangan kuota nasional. Bahkan dinaikkan. Jadi, kalau ada tiba-tiba kelangkaan solar subsidi, berarti ada kebocoran di lapangan," cetus Maman.

Baca juga : Puan: Antisipasi Modus Baru Perdagangan Manusia Terhadap Pekerja Migran Kita

Di tengah kenaikan harga minyak dunia, Maman menilai, beban pemerintah akan semakin berat. Karena subsidi yang akan ditanggung melalui APBN, juga akan semakin besar.

"Karena itu, pengawasan terhadap pemanfaatan subsidi, harus terus ditingkatkan. Pemerintah harus segera melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi, untuk mencegah dampak permasalahan di sektor lain. Sudah saatnya, kita akhiri permainan para oknum tidak bertanggung jawab," tegas Maman. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.