Dark/Light Mode

Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi Disebut Lindungi Kelompok Rentan

Minggu, 28 Agustus 2022 21:35 WIB
Petugas SPBU melayani pengendara mobil yang sedang mengisi BBM. (Foto: Patra/RM)
Petugas SPBU melayani pengendara mobil yang sedang mengisi BBM. (Foto: Patra/RM)

 Sebelumnya 
Perlunya Pemerintah segera menaikkan harga BBM bersubsidi disuarakan pula Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri dan Menteri Kelautan dan Perikanan 2014-2019 Susi Pudjiastuti. Chatib menyebutkan, subsidi terhadap komoditas, seperti BBM dan LPG, kerap tidak tepat sasaran. Kondisi itu dapat memperburuk ketimpangan ekonomi lantaran membuka celah bagi masyarakat menengah dan atas menikmati subsidi.

"Subsidi dalam bentuk komoditas tidak tepat target, bahkan memperburuk ketimpangan. Yang miskin dapat sedikit, yang kaya dapat banyak," ujar Chatib. Dia menyarankan agar Pemerintah memperbanyak subsidi yang menyasar masyarakat tertentu, seperti pada subsidi listrik dan bantuan langsung tunai (BLT).

Baca juga : Harga Minyak Dunia Naik, Wajar Harga BBM Bersubsidi Ditinjau

Adapun Susi meminta Presiden Jokowi menghentikan program subsidi BBM dan mengalihkannya untuk program bantuan sosial. Ia berpendapat, kebijakan subsidi tidak sehat untuk masyarakat. Sebab, dalam praktiknya, banyak penyelewengan subsidi. Di antaranya berupa penyaluran yang tidak tepat sasaran karena dinikmati masyarakat mampu.

Sementera, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mendesak Pemerintah merevisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Dalam beleid baru nantinya diatur kategori kendaraan yang bisa mengkonsumsi BBM bersubsidi.

Baca juga : Banteng Minta Presiden Tak Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Mamit menyarankan agar BBM bersubsidi hanya dapat dikonsumsi kendaraan roda dua, kendaraan pelat kuning, serta kendaraan UMKM, pertanian, perikanan, dan sektor produktif lain yang mendapat surat rekomendasi dari pemerintah. "Pemerintah juga perlu segera mereformasi subsidi dari berbasis barang menjadi berbasis orang," ujarnya.

Dia menyebut, kenaikan harga Pertalite dan Solar pasti akan memukul daya beli masyarakat. Selain berdampak langsung kepada konsumen BBM, ia memperkirakan harga barang dan jasa akan terkerek naik akibat kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, Pemerintah harus menyiapkan stimulus tambahan bagi masyarakat yang terkena dampak.

Baca juga : Please...Harga BBM Subsidi Jangan Naik Ya

"Misalnya, dengan memberikan BLT atau kebijakan lain bagi masyarakat rentan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi Covid-19," ucap Mamit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.