Dark/Light Mode

Manfaatkan Ekonomi Digital

John Riady: Investasi Lippo Mengacu Prinsip Solutif Dan Inspiratif

Rabu, 5 Oktober 2022 06:41 WIB
John Riady/Ist
John Riady/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemanfaatan potensi ekonomi digital yang disampaikan Presiden Jokowi sangat relevan dan kontekstual dengan visi pengembangan usaha rintisan, di tengah banyaknya usaha rintisan yang berguguran.

Hal itu disampaikan praktisi ekonomi digital yang merintis Venturra Capital di bawah bendera Lippo Group, John Riady, di Jakarta, Selasa (4/10).

Dia bilang, Presiden Jokowi mengatakan, potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 146 miliar dolar AS, dan kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan naik delapan kali pada tahun 2030, yaitu sebesar Rp 4.531 triliun.

Selain itu,  seluruh sektor digital juga mengalami pertumbuhan dua digit pada tahun 2021.

“Berbagai inisiatif keuangan digital didorong oleh penguatan karakter untuk berubah, berani, dan mengkreasikan hal-hal baru. Ini memotivasi kita menjadi pemain digital di negara sendiri dan pemain utama di pasar global untuk pemulihan ekonomi nasional,"  kata John.

John yang juga dikenal sebagai praktisi industri kesehatan melalui PT Siloam International Hospital Tbk  (SILO), menilai  arahan Presiden terkait usaha rintisan itu sudah tepat sasaran.

Menurut CEO Lippo Group ini, apa yang diungkapkan Presiden merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan agar berdampak secara riil.

Baca juga : Manfaatkan Tren, Lippo Cikarang Pacu Penjualan Rumah Tapak-Township

“Sebab, semakin ke sini, ada fenomena besar terkait bergugurannya usaha teknologi digital,” jelas John.

Seperti diberitakan, Jokowi mengatakan, mayoritas kegagalan usaha rintisan akibat tidak mampu menjawab kebutuhan pasar dan seolah kehabisan nafas karena kalah berkompetisi.

Hal paling relevan saat ini, jelas Jokowi,  adalah para pelaku usaha rintisan harus bergerak mengikuti dinamika global dan nasional yang kini dilanda  krisis pangan, energi, kesehatan, dan finansial.

Sayangnya, saat ini porsi ekonomi digital terkait hal fundamental seperti pangan masih memiliki porsi minim dibandingkan tekfin.

John mengungkapkan, sektor fundamental lainnya yang disorot Jokowi adalah keterlibatan usaha rintisan untuk mengungkit kualitas layanan kesehatan masyarakat.

“Kita ini negara dengan 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, dan 34 provinsi, apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan kita ini bisa melompat? Telemedicine bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan platform dengan aplikasi,” kata dia.

Sementara, berkaca dari upaya Lippo Group di sektor ekonomi digital melalui lengan investasi Venturra Capital, John menilai, ada banyak kesamaan strategi sebagaimana diharapkan Presiden Jokowi. 

Baca juga : Airlangga: Ekonomi Digital Hadirkan Peluang Baru Bagi Perekonomian Indonesia

Investasi yang digelontorkan Lippo Group selama ini, menurutnya, selalu mengacu kepada prinsip solutif dan inspiratif.

Artinya, usaha rintisan yang dibekali permodalan oleh Venturra Capital harus benar-benar membawa solusi bagi kebutuhan masyarakat.

“Kami juga menilai sang pendiri usaha rintisan secara objektif, mereka yang memiliki inspirasi mengatasi problem masyarakat, itulah yang sejalan dengan kami,” kata John.

Sementara itu, sejak berdiri tujuh tahun lalu Venturra Capital telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi seperti Ruangguru, OVO, Zilingo, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio, TADA, hingga unicorn Grab. 

John mengatakan, dalam praktiknya, Venturra Capital tidak hanya fokus melakukan pendanaan terhadap startup dalam negeri saja, tapi juga mancanegara. 

Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan yang berdiri sejak 2007 itu bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara.

Terkait pengembangan ekonomi digital pada sektor kesehatan, John mengungkapkan keresahan Jokowi adalah lumrah. Sebab, berkah kemajuan teknologi digital selayaknya bisa meningkatkan taraf kesejahteraan sekaligus kemajuan bagi masyarakat. Dan sektor kesehatan merupakan hal vital meraih cita-cita tersebut,” kata John.

Baca juga : Kembangin Ekonomi Dan Keuangan Syariah, BI Sabet Penghargaan Internasional

Sejauh ini, SILO menjadi pionir layanan digital kesehatan atau telehealth yang langsung digawangi rumah sakit. Melalui aplikasi MySiloam memungkinkan pasien SILO untuk membuat janji dengan dokternya, baik itu konsultasi offline atau online melalui aplikasi.

Kehadiran MySiloam ini pun memberikan dampak cukup besar bagi perluasan layanan kesehatan SILO. Bahkan, riset yang diterbitkan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyebutkan keberadaan MySiloam akan menjadi penopang kinerja rumah sakit di bawah Lippo Group itu.

Buktinya, terjadi peningkatan signifikan layanan berbasis digital MySiloam. Pada 2021, pemeriksaan pasien melalui MySiloam melesat 546 persen secara yoy (year on year), dan sejak awal tahun 2022 akses pasien di MySiloam terus bertumbuh.

Dengan memanfaatkan gawai, para pasien dan dokter juga dapat mengakses catatan rekam medis sehingga proses penanganan dapat berkesinambungan. MySiloam merupakan jembatan antara pasien dengan layanan rumah sakit, sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan jarak jauh yang terhubung dengan 1.000 dokter.

Melalui pengembangan layanan digital kesehatan MySiloam, John mengungkapkan Lippo Group berupaya agar pemanfaatan teknologi digital bisa memperkuat layanan kesehatan konvensional. 

“Terbukti, melalui MySiloam, Lippo Group menawarkan solusi bagi keterbatasan akses layanan kesehatan di manapun,” kata John.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.