Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Mendag Bakal Lanjutkan Program Subsidi Kedelai
Perajin Tahu Dan Tempe Terkapar Dampak Perang
Minggu, 9 Oktober 2022 06:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Harga kedelai melambung terdampak perang Rusia-Ukraina. Kondisi itu membuat perajin tahu dan tempe di dalam negeri terkapar. Bahkan, banyak yang gulung tikar alias bangkrut.
Perajin kini tengah putar otak mensiasati tingginya harga kedelai, bahan baku pembuat tahu dan tempe, agar bisa tetap survive.
Ketua Pengawas Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu (Puskopti) Jakarta Handoko Mulyo menjelaskan, saat ini perajin membeli kedelai dengan harga di kisaran Rp 13.200 per kilogram (kg). Harga ini naik dari harga normal di kisaran Rp 11 ribuan per kg.
“Sekarang ini bagaimana kami putar otak, mensiasati agar harga jual nggak naik, tapi ukuran nggak banyak berubah agar pelanggan nggak kabur,” kata Handoko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Tragedi Kanjuruhan Dan 4 Hal Yang Mempengaruhi Dampak Gas Air Mata
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Aip Syarifuddin mengungkapkan, tingginya harga kedelai membuat para perajin tahu dan tempe merugi.
Aip menyebut dari sekitar 160 ribu perajin yang tersebar di Indonesia, tahun ini, sebanyak 40 ribu sudah perajin gulung tikar. Mereka umumnya tidak mampu menutupi modal kerja yang besar namun harga jual tidak naik.
Selain itu, Aip menuturkan, kenaikan harga kedelai turut mengurangi sekitar 30 persen produktivitas perajin tahu tempe. Sebab, pasokan kedelai untuk perajin berkurang cukup drastis.
“Perajinnya tetap produksi, tapi jumlahnya turun. Makany, sekarang pendapatan turun, gizi turun, hanya kemiskinan yang meningkat. Perajin tahu dan tempe biasanya produksi 100 kilogram, sekarang cuma 70 kilogram. Dari 70 kilogram terus turun jadi 50 kilogram,” tutur dia.
Baca juga : Puluhan Nelayan Pesisir Takalar Dukung Ganjar Presiden 2024
Untuk mengatasi harga kedelai, Aip meminta Pemerintah memproduksi kedelai lokal. Dengan begitu, perajin tidak lagi bergantung dengan kedelai impor yang harganya kerap tidak terkendali.
Selain itu, menurutnya, kualitas kedelai lokal lebih bagus untuk membuat tahu dan tempe. Komoditas itu menjadi lebih bergizi daripada kedelai impor.
“Yang lebih penting, Dampaknya juga untuk petani menjadi sejahtera. Masyarakat juga menikmati nya karena harga tahu dan tempe menjadi murah,” ujarnya
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono meminta Pemerintah melanjutkan program bantuan pembelian selisih harga kedelai di tingkat perajin tahu tempe hingga akhir 2022.
Baca juga : Hindari Penangkapan Polisi, Nenek 90 Tahun Jadi Tameng
“Program atau bantuan ini sangat membantu produsen dan pedagang pasar. Sebab, dengan adanya bantuan ini, para produsen menjual tahu dan tempe dengan harga normal dan stabil. Pedagang pasar jadi nggak dimarahin pembeli karena harga tinggi,” kata Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (5/10).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya