Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Top! Sumbangan Devisa Ekspor Sawit Tembus Rp 530 Triliun

Sabtu, 5 November 2022 09:11 WIB
Top! Sumbangan Devisa Ekspor Sawit Tembus Rp 530 Triliun

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri sawit masih menjadi komoditas ekspor strategis bagi bangsa Indonesia. Tercatat hingga tahun 2021 mampu menyumbangkan devisa ekspor mencapai 35 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 530 triliun.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) menilai capaian tersebut sebagai rekor tertinggi dalam sejarah industri minyak sawit Indonesia.

Ketua Bidang Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi mengatakan, selain sebagai penyumbang devisa negara terbesar, sawit juga disebut sebagai industri yang mampu meningkatkan sektor tenaga kerja.

Bahkan, jumlah tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang bergantung hidup kepada sektor industri sawit mencapai lebih dari 17 juta orang.

"Ketika dalam kurun 15-20 tahun terakhir dalam pasar minyak nabati dunia, pangsa pasar sawit menjadi nomor satu mengalahkan komoditas minyak nabati yang dihasilkan oleh negara-negara di benua Amerika maupun Eropa," paparnya dalam diskusi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan komunitas Generasi Sawit Indonesia pada Talkshow GenSawit Corner Eps. 5 di Jakarta, dikutip Jumat (4/11).

Baca juga : Serap 33 Ribu Tenaga Kerja, Kontribusi G20 Bisa Tembus Rp 7,4 Triliun

Dalam acara bertajuk Kenali Keutamaan dan Aspek Sustainability Minyak Sawit untuk Consumer Goods ini, Gapki menilai minyak sawit masih menjadi nomor satu dalam persaingan pasar minyak nabati global.

Tofan menyebut semakin tingginya ekspor sawit maka tantangan yang dihadapi adalah tudingan bahwa minyak sawit merusak lingkungan dan kampanye hitam lainnya.

"Tudingan semacam itu akan selalu ada," cetus Tofan.

Dia menegaskan, Pemerintah maupun berbagai pihak terus memastikan mengenai standar keberlanjutan dari industri sawit.

Hal itulah diupayakan untuk menjaga standar dari tingkat produksi maupun memperkuat pernyataan bahwa seluruh perusahaan sawit memiliki sertifikasi dalam menjaga mutu perusahaan dalam proses berbagai proses di lapangan.

Baca juga : Sato Tetap Semangat Sambut Liga 1 Bergulir

"Indonesia punya satu kebijakan yang sifatnya mandatori, yaitu Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) Certification dan itu bukan satu-satunya sertifikasi keberlanjutan," katanya.

Dia bilang banyak perusahaan yang menggunakan standar sertifikasi keberlanjutan yang sifatnya volunteery, misalnya ada RSPO dan lain sebagainya.

Diyakini salah satu tujuannya itu adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan dengan proses yang bersifat pembangunan dan pemberdayaan di lingkungan yang ditanami kebun sawit.

Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) Dr. Darmono Taniwiryono menyampaikan, sawit sebagai sumber minyak nabati paling sustainable baik dari segi ekonomi, yang dibuktikan dengan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya.

Tidak hanya itu, dari segi lingkungan kebun sawit paling adaptif terhadap keanekaragaman hayati.

Baca juga : Kredit Sustainable Sector Bank Mandiri Tembus Rp 221,1 T

“Saya contohkan, tidak akan ada harimau, gajah, buaya, ular yang hidup nyaman di bawah pohon kedelai, jagung, kanola atau bunga matahari, tetapi berbanding terbalik dengan di kebun sawit,” tegas Darmono.

Lebih lanjut dikatakan Darmono, dari satu hektar kebun sawit, tidak hanya menghasilkan minyak. Tetapi juga menghasilkan biomassa lignoselulosa sebesar 28 kali dibandingkan biomassa kedelai.

"Terkait kampanye negatif yang dibuat oleh Uni Eropa, hal tersebut bertujuan untuk dua kepentingan ekonomi global yakni persaingan pasar minyak nabati dan upaya menadapatkan kredit karbon yang tinggi," ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.