Dark/Light Mode

Lembaga Dunia Puji Penyelenggaran KTT G20 Di Indonesia

Senin, 21 November 2022 19:26 WIB
Tempo Economic Forum 2023. (Foto: Ist)
Tempo Economic Forum 2023. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Pandemic Fund

Tak hanya berdiskusi tentang kesuksesan Indonesia dalam menggelar KTT G20 dan isu pariwisata, agenda ‘Tempo Economic Forum 2023: Memperkuat Ketahanan Ekonomi Menghadapi Ancaman Resesi Global’ juga menyorot tentang pandemic fund atau pendanaan pandemi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 13 November 2022.

Salah satu hasil konkret dari keberhasilan Presidensi Indonesia dalam G20 2022 adalah disetujuinya mekanisme pandemic fund untuk pencegahan, persiapan, dan respons bagi ancaman pandemi.

Kahkonen menyatakan pentingnya upaya antisipasi lanjutan pada pandemi berikutnya yang mungkin terjadi. “Pandemi Covid-19 bukanlah wabah yang pertama dan tentu saja tidak akan menjadi pandemi yang terakhir yang bakal kita hadapi,” ucapnya.

Baca juga : UMKM Binaan PLN Kebanjiran Order saat Gelaran KTT G20

Pandemic fund saat ini telah dibuka bagi negara-negara G20. “Seluruh negara G20 dapat berkontribusi. World Bank mengelola itu bersama sama dengan WHO," katanya. Saat ini sudah terkumpul pandemic fund sekitar 1,4 miliar dolar AS. Kahkonen optimistis, jumlah itu akan terus bertambah seiring meningkatnya kontribusi dari negara-negara G20.

Kahkonen memprediksi Indonesia bakal menjadi negara pertama yang mengajukan proposal untuk penggunaan dana tersebut. "Negara-negara yang membutuhkan pandemic fund dapat mengajukan kepada G20. Saya rasa Indonesia akan jadi negara pertama yang akan mengajukan proposal ini," ujarnya.

Senada, Walsh menekankan, Indonesia memiliki pertumbuhan domestik yang relatif kuat. Perekonomian di sini naik pada tingkat yang tampaknya berkelanjutan dan cukup kokoh.

“Dan karena itu, kami cukup optimis, dan mengingatkan agar Indonesia tetap harus waspada. Itu karena prospek ekonomi global di tahun depan sangatlah menantang,” imbaunya.

Baca juga : Pendatang Baru Janji Tancap Gas

Sementara, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan, ketahanan dan kebangkitan ekonomi Indonesia di masa pandemi dan setelah wabah terkendali tak terlepas dari andil 64 juta UMKM yang menjadi penopang perekonomian nasional.

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh tinggi pada triwulan ketiga 2022 sebesar 5,7 persen year on year (yoy) di tengah tekanan ekonomi global dan ancaman inflasi yang meningkat.

"Era disrupsi pasca-pandemi menjadi tantangan besar dan berlapis bagi UMKM untuk bertahan dan bertumbuh," kata Teten.

Ia pun meminta UMKM harus berinovasi, bertransformasi, dan berkolaborasi. Beberapa upaya untuk mendorong pertumbuhan UMKM antara lain dengan melakukan transformasi digital, meningkatkan wirausaha nasional berbasis Innovation Driven Enterprise (IDE), melibatkan UMKM ke dalam ekosistem bisnis yang lebih luas, dan mempercepat peralihan usaha mikro informal ke formal.

Baca juga : Telkom Sukses Dukung Pelaksanaan G20 Di Bali

Dalam transformasi digital, Teten menjelaskan, UMKM diharapkan mampu memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia yang bakal mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030.

"Saat ini sebanyak 20,5 juta UMKM telah onboarding digital. Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital pada 2024,” jelas Teten.

Pemerintah juga mengoptimalisasi 74 New PLUT atau Pusat Layanan Usaha Terpadu sebagai centre of excellence serta trading house di daerah. Tujuannya, UMKM dapat meningkatkan nilai tambah, produktivitas, dan daya saingnya melalui pendampingan yang inklusif dan komprehensif.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.