Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bambang Brodjonegoro: Hadang Resesi Global, Pemerintah Perlu Siapkan Strategi
Minggu, 27 November 2022 16:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Permintaan terhadap komoditas produksi Indonesia berpeluang mengisi pasar-pasar yang suplainya terganggu oleh perang Rusia-Ukraina.
Musim dingin semakin membuat banyak negara membutuhkan pasokan barang yang antara lain berupa komoditas asal Indonesia.
“Negara-negara maju, khususnya yang mengalami musim dingin, akan bersikap pragmatis akibat perang Rusia dan Ukraina yang tidak jelas kapan berakhir. Negara-negara lain membutuhkan pasokan komoditas yang cepat, seperti batubara. Hal ini bisa menjadi meningkatkan ekspor Indonesia,” ujar mantan Menristek/mantan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.
Baca juga : Mahfud MD: Selesaikan Secara Dialog dan Nonlitigasi
Hal itu disampaikannya dalam webinar nasional Moya Institute bertema “Antisipasi Resesi Global 2023: Kasus Indonesia”, dikutip Minggu (27/11).
Menyikapi ancaman resesi global 2023, Bambang menyarankan agar pemerintah mengendalikan angka inflasi pangan. Bukan sekadar menjaga harga, tapi juga memastikan distribusi merata ke masyarakat terlaksana baik.
Politikus reformasi Fahri Hamzah mengatakan, pemerintah Indonesia harus mampu menyadari dan memahami potensi resesi global 2023, yang diperkirakan para analis bakal terjadi.
Baca juga : Lestari: Hadapi Persaingan Global, Maksimalkan Pemberdayaan Perempuan
“Ancaman krisis ini jangka panjang atau pendek? Patut dipahami ini adalah krisis yang sistemik karena di situ ada menyangkut ideologi. Ada ideologi kapitalisme yang tetap serakah, di tengah-tengah krisis, sehingga menyebabkan krisis semakin akut,” ucap Fahri.
Oleh sebab itu, Fahri meminta, Indonesia jangan sampai menjadi negara korban eksploitasi, karena keserakahan ekonomi negara kapitalis dan lebih terbuka melihat gejolak dunia.
Mantan Ketua Wantimpres yang juga ekonom senior UGM Sri Adiningsih mengemukakan, dunia saat ini memang sedang mengalami banyak perubahan sebagai akibat dampak pandemi Covid-19.
Baca juga : Urgensi Jalan Tengah Perdamaian Dunia
Termasuk, kata Sri Adiningsih, menyoal pemulihan ekonomi masing-masing negara di dunia. Namun Indonesia masih beruntung sebab ekonominya relatif tetap baik di tengah pandemi.
“Indonesia masih memiliki daya tahan yang terjaga. Ada beberapa kekuatan ekonomi Indonesia tetap bertahan dan diperkirakan tidak terseret ancaman resesi global tahun depan,” bebernya.
Sri Adiningsih menjelaskan, faktor penopang ekonomi Indonesia antara lain terdapat pada berkurangnya restrukturisasi perbankan, neraca perdagangan membaik meski mulai ada tekanan, produksi pertanian tetap menanjak, dan jumlah penduduk yang bisa dikapitalisasi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya