Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Aplikasikan Solar Panel

Pionir Pabrik Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik Dukung NZE

Senin, 19 Desember 2022 19:00 WIB
Karyawan PT HPL melintas di area living quarter atau tempat tinggal karyawan saat di luar jam kerja. Di seluruh area luar dan taman, perusahaan mengaplikasikan banyak solar panel sebagai salah satu upaya penghematan energi dan penerapan NZE. (Foto: Istimewa)
Karyawan PT HPL melintas di area living quarter atau tempat tinggal karyawan saat di luar jam kerja. Di seluruh area luar dan taman, perusahaan mengaplikasikan banyak solar panel sebagai salah satu upaya penghematan energi dan penerapan NZE. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Indonesia akan menghasilkan 1,5 giga ton CO2 pada tahun 2060.

"Nilai emisi tersebut terjadi, apabila kita hanya melakukan business as usual tanpa ada upaya untuk menggesernya dengan menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan," ungkap Arifin pada side event forum B20 Summit, Signing Agreement B20 Task Force, Sustainability & Climate Business Action di Nusa Dua Bali, beberapa waktu lalu.

Karenanya, Pemerintah serius mengejar target Net Zero Emission (NZE) atau emisi nol bersih pada tahun 2060. Pemerintah juga telah membuat roadmap transisi energi yang dibagi menjadi setiap lima tahun.

Pemerintah menargetkan pada tahap 2021-2025, jumlah kendaraan listrik 300.000 unit mobil dan 1,3 juta unit motor. Sedangkan pada tahap 2026-2030, jumlah kendaraan listrik ditargetkan 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor.

Baca juga : Subsidi Kendaraan Listrik Untuk Produk Lokal Saja

Pionir dalam pengolahan dan pemurnian (refinery) bijih nikel kadar rendah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik, PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), mendukung target kendaraan listrik dari pemerintah tersebut.

Salah satu unit usaha HARITA Nickel ini mengelola refinery nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara dengan kapasitas produksi 365 ribu ton per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Tidak hanya dari sisi produksi yang menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan, di lingkup area operasional pun PT HPL juga melakukan sejumlah upaya untuk menerapkan NZE.

Head of Technical Support PT Halmahera Persada Lygend Rico W Albert menjelaskan sejumlah upaya yang sudah dijalankan.

Baca juga : Golkar Ingin Panglima TNI Baru Perkuat Keamanan Laut Natuna Utara

Di antaranya peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa solar panel dan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dengan penggunaan kendaraan energi listrik di area perkantoran dan pabrik.

Perusahaan juga memanfaatkan kembali air limpasan hujan dari area pabrik pada kolam penampung untuk mengurangi penggunaan air baku pada proses produksi.

"Kami juga menggunakan teknologi ESP (Electrostatic Precipitator) yakni teknologi pengendalian abu atau debu dari proses pembakaran sehingga lebih ramah lingkungan," kata Rico.

Sementara di area living quarter atau tempat tinggal karyawan, perusahaan menggunakan lampu solar panel di setiap area luar dan taman. Selain hemat energi, langkah ini mampu mengurangi penggunaan kabel dan daya listrik.

Baca juga : Jokowi Targetkan RI Jadi Raja Baterai Kendaraan Listrik

Lampu dengan sensor gerak juga diaplikasikan di beberapa titik sehingga secara otomatis lampu akan padam jika tidak ada orang di dalam ruangan tersebut.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyambut baik upaya yang dilakukan perusahaan tambang nikel untuk mendukung program pemerintah terkait NZE.

Penerapan NZE menurutnya tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, juga ekonomi dan sosial, dimana produk turunan nikel yang ramah lingkungan bakal punya potensi ekonomi yang tinggi.

"Saya rasa hal ini merupakan sebuah perubahan yang baik dimana transisi energi didukung oleh perusahaan tambang di Indonesia. Harus ada sinergi antar stakeholder agar target NZE ini bisa tercapai meski tantangannya tidak mudah," pungkas Fahmy. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.