Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ekonomi Indonesia Tangguh Meski Sedikit Tergerus Dampak Resesi Global
Jumat, 27 Januari 2023 06:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia turun. Karena itu, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,3 persen.
“Ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 prrsen sepanjang 2022 dan diperkirakan secara year on year (yoy) bisa mencapai 5,3 persen. Fondasi perekonomian masih kuat. Konsumsi, investasi, dan ekspor menggerakkan perekonomian nasional,“ ujar Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini, Kamis (26/1).
Pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19 terus berlanjut, konsolidasi fiskal berjalan lebih cepat dari target perkiraan dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah kembali ke bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yakni 2,38 persen dari PDB.
Airlangga juga menyebut, tingkat pengangguran menurun menjadi 5,8 persen pada Agustus 2022 dan penurunan kemiskinan menjadi 9,54 persen pada Maret 2022.
Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, dari pencapaian tersebut, lembaganya memprediksikan pertumbuhan ekonomi indonesia tahun ini akan sedikit di proyeksi pemerintah.
“Proyeksi ekonomi tahun ini masih bisa tumbuh di atas 4,7 persen,” kata Bhima, pada Kamis (26/1).
Baca juga : Dewa United Boyong Rumakiek Dari Persipura
Faktor pelemahan adalah perlambatan ekspor karena dampak potensi resesi ekonomi global. Selain itu, harga komoditas mulai mengalami moderasi dan konsumsi masyarakat. Namun, dia masih optimistis karena masyarakat mulai bergerak, pembatasan sosial dicabut.
“Begitu ekonomi mulai bergerak lagi, pekerja yang tadinya dirumahkan dan di-PHK mendapat panggilan kerja kembali. Contohnya, di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mulai bergeliat kembali, pembukaan lowongan kerja. Kalau kesempatan kerja naik, angka kemiskinan bisa ditekan,” ungkap Bhima.
Meski daya beli sempat masyarakat melemah, ekonomi domestik Indonesia ‘blessing is disguise’.
“Pertama, pasar domestik besar apalagi ada 190 juta usia produktif. Kedua, UKM cukup berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Hanya 18 persen UMKM yang berorientasi ekspor menjadi lebih imun dari melemahnya geliat ekonomi di negara tujuan ekspor” tandas Bhima.
Untuk itu, agar perekonomian nasional semakin menggeliat, Bhima menyarankan perlunya stimulus dari pemerintah pada awal 2023. Seperti relaksasi pajak, pembukaan kesempatan kerja yang lebih besar, dan kecepatan serapan belanja anggaran di pusat dan daerah.
Lanjutkan Bansos
Baca juga : Sembuh, Yusuf Fokus Hadapi PSM Makassar
Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, penurunan kemiskinan itu lebih disebabkan faktor adanya bantuan sosial (bantuan sosial) dari pemerintah untuk masyarakat, dibanding pembukaan lapangan kerja baru.
Menurutnya, selama pandemi para pekerja pabrik kembali ke desa untuk bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan UMKM.
Untuk itu, Trubus menyarankan pemerintah memprioritaskan sektor tersebut untuk mengantisipasi ancaman krisis global.
"Ke depan, pemerintah harus mendorong sektor pertanian dan perkebunan menjadi tumpuan. Dan menjadi prioritas dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Trubus menambahkan, bansos tetap menjadi andalan, meski penciptaan lapangan pekerjaan baru juga sangat mendesak.
Pemerintah harus menyadari sektor yang aman dan potensial dari gerusan krisis global seperti perkebunan, pertanian, UMKM, koperasi, dan teknologi.
Baca juga : Diimbangi Barito, Pesut Etam Terlempar Dari 5 Besar
“Tapi kalau sektor industri manufaktur, saya rasa agak berat," tambahnya.
Trubus menilai, bansos akan berfungsi menggerakkan ekonomi di level masyarakat bawah, sehingga konsumsi dalam negeri bisa tetap terjaga.
Kendati demikian, pemerintah juga diminta melakukan perbaikan tata kelola, evaluasi dan pengawasan penyaluran bansos.
"Bansos tetap jalan, mengapa? Karena bansos menjadi 'tumpuan' bagi masyarakat bawah, sekaligus menggerakkan ekonomi," pungkasnya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya