Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wapres JK: Pelaku Start-Up Jangan Cuma Mikir Jualan, Tapi Produksi Juga

Minggu, 18 Agustus 2019 16:53 WIB
Wapres Jusuf Kalla (Foto: Istimewa)
Wapres Jusuf Kalla (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wapres Jusuf Kalla mendorong generasi milenial Indonesia untuk tidak hanya mengembangkan usaha rintisan atau start-up business di bidang perdagangan elektronik. Tetapi juga harus memiliki nilai tambah dengan meningkatkan produksi dalam negeri.

"Sehebat apa pun platform-nya, kalau tidak ada yang dijual, apalah artinya? Jadi harus ada produk fisik. Jangan mempunyai pikiran bahwa semua start-up itu dengan platform saja. Harus ada yang memajukan produksi," kata Wapres saat menghadiri Gerakan Nasional 1.000 Start-Up Digital, di Istora Senayan Jakarta, Minggu (18/8) seperti dikutip antaranews.com.

Baca juga : Pagi Ini, Jakarta Ranking Dua Kota Paling Berpolusi Sedunia

Usaha rintisan memang menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia saat ini. Namun, beberapa usaha rintisan dengan nilai kapitalisasi besar atau unicorn itu dikuasai oleh start-up business di bidang pelayanan itu belum diimbangi dengan peningkatan produksi komoditas dalam negeri.

"Bukalapak dan Tokopedia itu kan Anda tidak punya toko benaran kan? Hanya suruh orang jualan. Artinya itu hanya platform. Jadi harus ada yang berpikir bagaimana membikin biskuit, baju, buah-buahan. Harus ada faktor nyatanya, fisiknya," jelas Wapres.

Baca juga : Idul Adha, JK Ajak Masyarakat Doakan Jemaah Haji dan Indonesia

Wapres mengingatkan kepada milenial bahwa marketplace hanyalah sebuah cara untuk menjual suatu produk. Namun, sebagian besar barang yang dijual justru bukan produksi dalam negeri. Oleh karena itu, Wapres mengingatkan kepada seluruh pelaku start-up business untuk tidak melupakan kegiatan produksi dalam negeri guna semakin meningkatkan nilai.

"Inti apa pun dari ekonomi ialah nilai tambah. Dari kain menjadi baju, dari terigu menjadi kue, dari kayu menjadi kursi. Jadi, mesti ada yang membuat itu. Tidak bisa hanya dengan modal 'gadget', satu komputer, bisa jadi pengusaha. Tidak bisa," ujarnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.