Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Indonesia Optimistis Selamat
Ekonomi Kuat Jadi Bekal Hadapi Resesi
Kamis, 9 Maret 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat pada 2022 dapat menjadi bekal untuk menghadapi potensi resesi global pada 2023. Dengan modal ini, Pemerintah optimistis, kita bisa terhindar dari jurang resesi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, di antara negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati peringkat tertinggi kedua setelah Arab Saudi.
Dari berbagai data, kemungkinan Indonesia menghadapi resesi tahun ini hanya 3 persen.
“Artinya, 97 persen insya Allah tidak ada resesi,” ujar Airlangga saat menghadiri acara Penandatanganan Komitmen Aksi Pencegahan Korupsi 2023/2024 di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan, Pemerintah bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua pihak. Termasuk pihak swasta dan masyarakat dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga : Survei BI: Konsumen Optimis Kondisi Ekonomi Tetap Kuat
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak sangat penting dalam menghadapi berbagai risiko dan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2023.
“Kami melihat masih ada ruang untuk mendorong konsumsi dan investasi yang bersumber dari tabungan rumah tangga (menengah atas) dan korporasi. Ini untuk mencapai target investasi penanaman modal Rp 1.400 triliun pada 2023, dan Rp 1.650 triliun tahun 2024,” jelas Airlangga.
Dalam jangka menengah panjang, lanjut Airlangga, Pemerintah juga akan terus mendorong kebijakan ekonomi transformatif.
Kebijakan tersebut, antara lain kebijakan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA), transisi energi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembangunan infrastruktur.
Dengan menargetkan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) selesai pada 2024 dan estimasi nilai investasi sekitar Rp 360 triliun, Pemerintah mengharapkan dukungan dari berbagai pihak.Baik pelaku usaha, industri jasa keuangan dan para investor untuk mengawal program hilirisasi.
Baca juga : Pesut Etam Janjikan Kekuatan Penuh Hadapi Persija
“Pemerintah juga terus mendorong percepatan transisi energi nasional. Termasuk pengembangan ekosistem Electric Vehicles (EV), dengan memberikan insentif supaya bisa lebih maju lagi,” tegas Airlangga.
Senada, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy menilai, ekonomi Indonesia jauh dari jurang resesi meski diramal bakal tumbuh lebih lambat dari 2022.
“Prediksi kami, ekonomi nasional mampu tumbuh 4,5 hingga 5,0 persen tahun ini, meski ekonomi negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa terpuruk akibat lonjakan inflasi dan pengetatan moneter,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun begitu, Yusuf meminta Pemerintah tetap mewaspadai dampak dari inflasi global yang akan menekan daya beli masyarakat berpendapatan rendah. Kondisi tersebut kemungkinan masih menahan pemulihan mobilitas jarak jauh.
“Konsumsi rumah tangga diprediksi tetap kuat dan melampaui tingkat konsumsi pra-pandemi,” ujarnya.
Baca juga : Indonesia Calonkan Diri Sebagai Anggota Dewan HAM PBB
Yusuf menyarankan Pemerintah mengejar realisasi investasi sebagai upaya mempertahankan kinerja perekonomian di tahun ini. Pemerintah juga harus menjaga daya beli masyarakat dan memanfaatkan ruang fiskal.
“Ini penting untuk mempertahankan kinerja ekonomi tahun 2023,” tutur Yusuf. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya