Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Alumni IPMI Disarankan Pakai TikTok Sebagai Alat Pemasaran

Senin, 27 Maret 2023 10:03 WIB
Head of Brand Partnerships for TikTok Indonesia, Haswar Hafid dalam Power Talk bertajuk TikTok as Digital Platform for Increasing Brand Awareness di kampus IPMI International Business School, Kalibata, Jakarta, akhir pekan lalu. (Foto: Ist)
Head of Brand Partnerships for TikTok Indonesia, Haswar Hafid dalam Power Talk bertajuk TikTok as Digital Platform for Increasing Brand Awareness di kampus IPMI International Business School, Kalibata, Jakarta, akhir pekan lalu. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Alumni Sekolah Tinggi Manajemen IPMI yang saat ini sudah menjadi pengambil keputusan di berbagai perusahaan ternama, harus mulai menggunakan platform sosial media sebagai alat pemasaran. Pasalnya, sosial media ini memiliki jangkauan organik dan bisa menyentuh konsumen secara langsung.

Head of Brand Partnerships for TikTok Indonesia, Haswar Hafid mengatakan, algoritma TikTok didesain untuk dapat meraih target market yang lebih luas tanpa harus menjadi pengikut akun resmi media sosial korporat. 

"Jika konsumen punya ketertarikan dengan sebuah jenis bisnis, maka yang hadir dalam berandanya adalah konten terkait hal itu," ujar Haswar dalam Power Talk bertajuk 'TikTok as Digital Platform for Increasing Brand Awareness' di kampus IPMI International Business School, Kalibata, Jakarta, akhir pekan lalu.

Baca juga : Bunga Citra Lestari, Ditemani Tiko Setiap Acara Keluarga

Namun, lanjutnya, untuk mendapatkan jumlah penonton yang besar, korporasi mesti kreatif dalam membuat konten yang bisa relevan dengan pengguna TikTok. Sebab, 72 persen konsumen yang ada di platform tersebut lebih suka membeli produk yang menggabungkan hiburan dengan transaksi bisnis.

"Tiktok adalah platform hiburan. Yang membedakan sekarang adalah penambahan komponen bisnis sejak kehadiran TikTok Shop yang diluncurkan hampir dua tahun lalu. Jadi, buatlah konten yang relevan, lucu, menghibur, memanfaatkan tren, mendidik konsumen, dan punya alur cerita yang menarik," imbuhnya.

Dia lantas mencontohkan sebuah produk sambal kemasan buatan UMKM yang viral di TikTok Produk tersebut relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan sambal kemasan yang dijual di toko ritel luring. Tapi, karena punya konten yang memiliki story telling kuat dan bisa terkoneksi secara emosional dengan konsumen, sambal kalengan itu saat ini tercatat dibeli oleh 340 ribu pelanggan.

Baca juga : Selamat, Bank DKI Dinobatkan Sebagai Bank Inovasi Digital Terbaik

Lebih lanjut, Haswar menjelaskan, sebagian besar pengguna TikTok di Indonesia yang jumlahnya mencapai 109 juta tersebut, tidak mau ada paksaan dalam konten yang menjual produk barang. Boleh jadi hal itu pula yang menyebabkan 63 persen pengguna lebih memilih belanja berdasarkan testimoni konten kreator ketimbang membeli dari akun resmi merek tertentu.

"Jika sebuah brand membidik pasar di wilayah tertentu, ada baiknya jika menggunakan pemengaruh media sosial yang sesuai dengan daerah tersebut, lalu digabungkan dengan musik, bahasa, dan budaya lokal, sehingga bisa berinteraksi dan keterkaitan langsung sesuai dengan target pasar," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RMid. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.