Dark/Light Mode

Tanam Ubi Jalar di Lahan Tidur Bisa Perkuat Produk Pangan

Sabtu, 31 Agustus 2019 14:14 WIB
Ilustrasi tanaman ubi jalar. (Foto:
Ilustrasi tanaman ubi jalar. (Foto:

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan pangan alternatif bisa digenjot dengan memaksimalkan lahan tidur ataupun hasil pembagian lahan oleh pemerintah. Selain itu, ubi jalar juga berpotensi sebagai bahan industri pangan yang memiliki nilai ekonomi seperti saus tomat.

Pemerintah telah menggulirkan program Reforma Agraria selama periode pertama Presiden Jokowi. Bahkan, pada 2019 ini, pemerintah ditarget telah melepaskan lahan sebanyak 4,4 juta hektar, dengan patokan target sebesar 9 juta hektar pada periode setelahnya.

Di sisi lain, Indonesia selalu berkutat dengan isu rentannya ketahanan pangan nasional. Seharusnya, lewat program redistribusi lahan tersebut, terjadi peningkatan produktivitas komoditas pertanian.

Baca juga : Ibukota Pindah Ke Kaltim, Toyota Siap Perkuat Jaringan

Pengamat Teknologi Pangan dari Universitas Sahid Giyatmi Irianto mengatakan, penguatan sektor pangan, tak melulu menggubah lahan jadi pertanian padi. Sebab, banyak tanaman pangan alternatif yang lebih mudah digarap maupun memiliki potensi ekonomi lebih besar, seperti ubi jalar.

“Sebagai bahan pangan, ubi jalar tentu makanan pokok alternatif. Selain itu ubi jalar bisa diolah sebagai bahan baku industri, khususnya subtitusi bahan impor,” ungkap Giyatmi di Jakarta, Sabtu (31/8).

Saat ini, ubi jalar marak digunakan pelaku industri pangan olahan, terutama saus tomat. “Mereka mensubtitusi tomat yang kadang juga diimpor, dengan ubi jalar karena pasokan lebih stabil. Selain itu, ternyata konsumen lebih memilih saus tomat dengan bahan subtitusi ubi jalar ini,” terang Giyatmi.

Baca juga : Di Tabana, BUMDes Jadi Lumbung Kesejahteraan Petani

Industri saus tomat baik domestik maupun impor terus bertumbuh. Merujuk database Comtrade PBB, ekspor kecap tomat dan saus tomat lainnya di seluruh dunia mencapai 1,69 miliar dolar AS pada 2013.

Di sisi lain, persaingan domestik produk saus tomat memang berlangsung ketat. Produsen multinasional seperti Heinz, Unilever, dan Delmonte saling sikut memperebutkan pasar sempit saus tomat.

Heinz yang dikenal dengan Heinz ABC Indonesia hadir setelah mengakuisisi dan menyisakan saham 35 persen ABC Central Foods, Unilever telah menjajal bisnis saus setelah memperkenalkan merek Jawara pada tahun lalu. Sedangkan Delmonte International pun tercatat sebagai pemain bisnis saus tomat di Indonesia sejak hampir sedekade lalu.

Baca juga : Pidato Presiden di Sidang Tahunan Bisa Jadi Acuan Program Pembangunan Desa 

Saus ABC dan Delmonte bersaing ketat sebagai penguasa pasar saus tomat di Tanah Air. Delmonte, sebagaimana informasi yang dihimpun, meneken kontrak produksi dengan PT Lasallefood Indonesia.

Uniknya, keunggulan itu tak terlepas dari tangan dingin Ipung Kurnia pihak di balik layar Lasallefood Indonesia, yakni PT Suba Indah yang notabene merupakan bagian lini produksi  PT ABC Central Foods.  

Delmonte seolah berhasil bertransformasi dari ABC Central Foods. Terlebih lagi, duel klasik antara Saus ABC dan Delmonte ini melibatkan sosok adik ipar Ipung yang pernah sukses membawa ABC Central Foods merajai pasar pangan olahan Tanah Air. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.