Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
The Fed Kerek Suku Bunga Acuan 25 Bps
Awas, Rupiah Anjlok Lagi
Jumat, 5 Mei 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed) melalui Rapat Dewan Gubernur kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps), atau 0,25 persen ke kisaran 5 persen-5,25 persen.
Dilansir BBC, kenaikan suku bunga The Fed ini menjadi yang ke-10 kalinya dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Ini juga merupakan level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
Kenaikan ini dilakukan di tengah pelemahan yang terus berlanjut di sektor perbankan Negeri Paman Sam yang dipicu sebagian oleh kenaikan suku bunga.
Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan kembali komitmen Bank Sentral untuk menurunkan inflasi, meski tidak menjelaskan pengetatan kebijakan tambahan yang akan mereka ambil.
Baca juga : The Fed Diproyeksi Naik, Rupiah Melorot
“Namun, kami optimistis terhadap ketahanan ekonomi. Bisa kita lihat, jumlah lowongan kerja memang turun tetapi tidak ada peningkatan signifikan di angka pengangguran,” ujar Powell.
Untuk diketahui, Pemerintah ASmencatat, pemberi kerja memiliki 9,59 juta lowongan pekerjaan pada Maret 2023.
Jumlah tersebut turun dari 12 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, tingkat pengangguran belum melampaui 3,7 persen sejak The Fed mulai menaikkan suku bunga tahun 2022.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan suku bunga the Fed bisa berdampak kepada nilai tukar rupiah. Padahal, saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar sedang dalam kondisi yang baik.
Baca juga : Yield Obligasi AS Naik, Rupiah Anjlok
“Ini harus dijaga. Salah satunya melalui kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Kalau tidak ada penyesuaian, nilai tukar rupiah bakal anjlok lagi,” ujar Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Selain itu, menurut Bhima, kenaikan suku bunga The Fed juga akan berpengaruh pada likuiditas perbankan di Indonesia. Hal ini turut berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena dana murah internasional mulai berkurang.
Ke depan, The Fed masih akan melakukan pengetatan moneter untuk mengendalikan inflasi.
“Bagi sektor keuangan, terutama pasar modal, perlu diwaspadai adanya dana asing yang keluar mencari aset dengan risiko rendah, seperti surat utang Pemerintah AS,” ujarnya.
Baca juga : The Fed Naik, Rupiah Ikut Melesat
Bhima memperkirakan, The Fed masih akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun meski kenaikannya hanya di kisaran 25 bps.
“Jika itu terjadi, Bank Indonesia juga harus ikut menaikkan suku bunga agar stabilitas nilai tukar dan perekonomian secara keseluruhan tetap terjaga,” saran Bhima. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya