Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka melemah 0,13 persen ke level Rp 15.693 per dolar AS dibanding perdagangan Jumat (25/11) di level Rp 15.672 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Tercatat baht Thailand anjlok 0,86 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dolar Hong Kong minus 0,17 persen, yuan China merosot 0,91 persen, rupee India melemah 0,07 persen, won Korea Selatan minus 1,14 persen, dan peso Filipina minus 0,33 persen.
Berita Terkait : Investor Tunggu Hasil The Fed, Rupiah Lemes
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya naik 0,31 persen ke level 106,25. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,22 persen ke level Rp 16.194, terhadap poundsterling Inggris naik 0,26 persen ke level Rp 18.832, dan terhadap dolar Australia menguat 0,25 persen ke level Rp 10.484.
Pengamat pasar uang dari PT Laba Forexindo, Ibrahim Assuaibi mengatakan, fluktuasi rupiah masih dipengaruhi oleh pergerakan indeks dolar AS yang masih cukup kuat, hingga adanya wacana kebijakan Bank Sentral AS alias The Fed, yang akan menaikkan suku bunga.
Berita Terkait : Jaga Rupiah, BI Kerek Suku Bunga Ke Level 5,25 Persen
“Ditambah, pergerakan mata uang Garuda juga terdorong lantaran kekhawatiran atas memburuknya kondisi Covid-19 di China yang merusak sentimen,” katanya dalam riset, Senin (28/11).
Ia melanjutkan, meskipun beberapa unit regional masih ditetapkan untuk minggu yang lebih kuat, karena sinyal kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve membebani dolar.
Berita Terkait : Inflasi AS Turun, Rupiah Joss
“Perekonomian terbesar di Asia sedang berjuang dengan rekor tertinggi dalam kasus Covid-19 harian, yang melihat penerapan kembali pembatasan ketat di beberapa kota besar,” ujarnya.
Ibrahim memproyeksi, nilai tukar rupiah berfluktuatif direntang Rp 15.650 hingga Rp 15.700 per dolar AS.
Tags :
Berita Lainnya