Dark/Light Mode

Dubes Rosan: Penting, Indonesia Jangan Abaikan Critical Minerals!!

Minggu, 28 Mei 2023 13:34 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) dan Dubes RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani. (Istimewa)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) dan Dubes RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Isu critical minerals atau bahan mineral kritis dinilai penting bagi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia.

Hal ini disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (28/5/2023).

Rosan juga menilai, Indonesia dapat menjadi mitra strategis Amerika Serikat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton pada tahun 2022 atau setara 22 persen cadangan global.

Selain itu, produksi nikel Indonesia juga berada di peringkat pertama, yaitu sebesar 1 juta metrik ton, melampaui produksi Filipina yang hanya sebesar 370 ribu metrik ton dan Rusia sebesar 250 ribu metrik ton.

Baca juga : Negara Anggota IPEF Dukung Usulan Indonesia Memasukkan Critical Minerals Pada Pilar I

Untuk diketahui, Dubes Rosan mendampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menghadiri pertemuan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang diselenggarakan di Detroit, Amerika Serikat, pada 26-27 Mei 2023 atau 27-28 Mei 2023 WIB.

Dubes Rosan mengatakan, negara-negara mitra IPEF mendukung upaya Indonesia tentang critical minerals sebagai topik pembahasan Pilar I, pertemuan IPEF.

Empat pilar yang menjadi fokus pembahasan pertemuan IPEF adalah Pilar I - Perdagangan (Trade), Pilar II - Rantai Pasok (Supply Chain), Pilar III - Ekonomi Bersih (Clean Economy), dan Pilar IV - Ekonomi Adil (Fair Economy).

IPEF, yang diluncurkan Presiden AS Joe Biden di Tokyo, Jepang, pada Mei 2022 adalah pertemuan 14 negara mitra yang mewakili lebih dari 40 persen ekonomi dunia serta 28 persen perdagangan barang dan jasa secara global.

Adapun negara-negara mitra IPEF terdiri atas AS, Australia, Fiji, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Baca juga : KOI Yakin Indonesia Bakal Cetak Sejarah

Dubes Rosan mengungkapkan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto intensif menyampaikan pentingnya critical minerals untuk industri semikonduktor dan teknologi tinggi pada setiap pertemuan dengan perwakilan pemerintah dari 14 negara mitra.

"Sebagai perwakilan RI di Amerika Serikat, saya mendampingi Airlangga dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam setiap pertemuan. Dan, critical minerals konsisten diusung Indonesia agar dibahas secara indepth, pada pertemuan Pilar I - Bidang Perdagangan, baik saat ini maupun yang akan datang” kata Dubes Rosan.

Jadi Topik Penting 

Menurut Dubes Rosan, critical minerals menjadi topik penting bagi Indonesia karena menyangkut sumber daya mineral berupa logam dan non-logam yang bernilai ekonomi tinggi, namun berisiko mengalami gangguan pasokan akibat kelangkaan geologis, gangguan geopolitik, dan ketidakstabilan lainnya.

Jenis komoditas ini beragam seperti litium, indium, tellurium, dan lainnya.

Critical minerals terkait erat dengan langkah-langkah konkret Indonesia dalam pengembangan kendaraan listrik, khususnya sebagai pemasok baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.

Baca juga : M. Qodari: FIFA Matchday Argentina Vs Indonesia, Peluang Timnas Tingkatkan Kualitas

" Apalagi critical minerals juga menjadi bahan dasar pengembangan aplikasi pertahanan nasional hingga industri yang terkait pertumbuhan hijau,” kata Dubes Rosan.

Pada pertemuan IPEF, kata Dubes Rosan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu pimpinan delegasi dari 7 negara anggota ASEAN (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam), Menteri Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura, Menteri Perdagangan dan Pengembangan Ekspor Selandia Baru Damien O’Connor, dan Menteri Perdagangan AS Gina M. Raimondo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.