Dark/Light Mode

Jadi Pasar Potensial ASEAN, Guru Besar Ekonomi UGM Dukung Bahlil Ajak Dubai Investasi Ke Indonesia

Kamis, 8 Juni 2023 17:42 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Mudrajad Kuncoro mendukung langkah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia yang mengajak investor dari Dubai untuk berinvestasi ke Indonesia.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi nilai ekonomi yang besar ke depan untuk terus berkembang menjadi pasar potensial masa depan di Asia Tenggara.

Setidaknya dari dua hal yakni dari kepadatan jumlah penduduk dan kedua Sumber Dalam Alam (SDA).

“Satu market potensial biasanya itu di Pulau Jawa, biasanya investor berburu di banyak penduduknya lalu yang kedua yang kaya akan sumber daya alamnya misalnya di Kaltim, Riau,” ujar Mudrajad, Kamis (8/6).

“Mereka datang ke situ atau ada tambangnya itu pasti jadi, kalau tidak tambang itu yang padat dengan kaya sumber daya alam, nah kalau ke IKN kan berarti tadi pasti akan ikut membangun Ibu Kota Negara,” imbuhnya.

Mudrajad menambahkan, Indonesia memiliki daya tarik bagi Penanaman Modal Asing (PMA) untuk menjadi tempat berinvestasi seiring dengan bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi sekitar tahun 2030-2045.

Baca juga : Telkom Dukung Kemajuan Industri Kreatif Indonesia

“Biasanya yang menjadi pertimbangan para investor berani untuk berinvestasi yakni kepadatan jumlah penduduk, kalau kita lihat di Jawa orientasinya kan penduduk karena kalau pendudukan market potensial, PMA nggak mungkin dong dia investasi nya di pulau terluar, terdepan, terpencil. Mencarinya yang banyak penduduknya,” tuturnya.

Begitu juga di Ibu Kota Negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur meski masih memiliki jumlah penduduk yang masih sedikit karena masih baru, dia optimis perlahan akan berkembang dan akan menarik minat investor.

"Nanti kan ada kalau gak salah ada penuturan dari Menteri Bappenas maupun presiden itu kan ada tahap awal akan ada eksodus dari ASN, TNI, Polri untuk ke IKN,” tuturnya.

Lebih lanjut Mudrajad mengatakan, dari sisi sumber daya alam Indonesia tentunya membuat investor tertarik atau betah menempatkan dananya di Tanah Air.

“Kalau nggak prospek kenapa Honda, Toyota, Nestle, Freeport, Newmont itu tetap di Indonesia artinya apa pun yang terjadi misalnya meskipun korupsi tetap ada tetapi mereka tetap investasi karena mereka punya kepentingan, kepentingan untuk mendapatkan bahan mentah dengan bahan baku dari itu tambang, jelas mereka mencari sumber bahan mentah,” urainya.

Untuk lebih meyakinkan investor datang ke Indonesia, Mudrajad mendorong pemerintah melakukan reformasi birokrasi secara konkret serta memberikan perizinan yang mudah atau tidak berbelit-belit terutama Pemerintah Daerah (Pemda).

Baca juga : 130 Pengusaha Singapura Kepincut Investasi Di IKN

“Kalau saya sederhana saja mempermudah perizinan untuk investor asing yang kedua dokumennya juga disederhanakan simply prosedur saja, dipercepat sama dipermudah,” tuturnya.

“Hal yang penting investasi itu harus menjadi salah satu main streaming kebijakan baik pusat maupun daerah untuk menarik investor agar mau masuk ke daerahnya, tapi daerah kan perlu promosi diferensiasinya apa dibandingkan dengan negara lain,” tukas Mudrajad.

Sebelumnya Bahlil Lahadalia, mengajak investor Dubai untuk berinvestasi di Tanah Air. Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan pasar masa depan terbaik di Asia Tenggara (ASEAN).

“Tidak salah kalau teman-teman Kadin dari Uni Emirat Arab, khususnya Dubai membuka kantor di sini (Indonesia), karena ini pasar terbaik untuk masa depan di Asia Tenggara," kata Bahlil.

Bahlil menjelaskan, Indonesia sebagai pasar yang baik dapat terlihat dari pendapatan PDB terus meningkat. Juga diiringi dengan bonus demografi yang akan terjadi pada 2035.

Saat itu, Indonesia telah menargetkan menjadi negara dengan PDB terbesar nomor empat atau nomor lima di dunia.

Baca juga : Infrastruktur Dasar Selesai, Guru Besar Ekonomi Optimis Investor Swasta Akan Berdatangan Ke IKN

"Kalau mau fair, melihat negara di Asia Tenggara yang masuk di G20 sekarang pendapatan PDB terbesar itu bukan Vietnam bukan Thailand bukan Singapura, tapi Indonesia. Kita punya pertumbuhan kelas menengah 102 juta. Jadi sesungguhnya pasar kita ke depan, ini adalah pasar bagus," ucap Bahlil.

Guna mendorong minat investasi dari investor Uni Emirat Arab, Bahlil bahkan menjamin bahwa proses perizinan dan investasi akan dipermudah dan investor hanya perlu membawa teknologi dan modal.

Kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Indonesia dan Uni Emirat Arab diyakininya akan menjadikan kedua negara sebagai pemain baru di dunia pada masa mendatang.

"Saya ingin mengajak teman-teman dari Uni Emirat Arab, ayok masuk ke sini. Izinnya pemerintah yang urus. Insentifnya pemerintah yang urus, kalian cukup membawa teknologi, modal dan sebagian pasar. Selebihnya tanggung jawab saya, saya yang atur," tandas Bahlil.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.