Dark/Light Mode

Enggar Berusaha Jadi Penengah

Jepang-Korsel Perang, Ekonomi Kita Meradang?

Selasa, 10 September 2019 08:11 WIB
Mendag Enggartiasto Lukita
Mendag Enggartiasto Lukita

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain Amerika Serikat (AS) dan China, perang dagang (trade war) lain juga memanas antara Jepang dan Korsel.

Perseteruan dua raksasa Asia itu bisa berimbas negatif pada laju pertumbuhan ekonomi kawasan dan global, termasuk Indonesia. 

“Kita ingatkan bahwa perang dagang bisa berdampak buruk pada perekonomian secara keseluruhan dan tidak ada yang diuntungkan dengan hal itu,” ucap Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita di Jakarta, kemarin.

Dilanjutkan Enggar, dirinya sudah bertemu dengan Menteri Perdagangan Korsel Yoo Myung-Hee di Bangkok, Thailand, kemarin. Pertemuan dilaksanakan di sela Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’ Meeting/ AEM) ke-51. 

Baca juga : Awal September, Rommy Disidang

Ia memastikan, Indonesia akan membantu semaksimal mungkin dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi kepada Korsel dan Jepang. 

Tujuannya, agar tensi perang dagang kedua negara itu bisa mereda. Seperti diketahui, Jepang dan Korsel merupakan dua negara yang memiliki hubungan dagang dan investasi yang erat dengan Indonesia. 

Perang dagang kedua negara tentu akan berdampak pada mitra-mitra dagang dari kedua negara tersebut. 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) hingga akhir 2018, perda gangan Indonesia dengan Jepang maupun Korsel selalu tercatat surplus, masing-masing 1,4 miliar dolar AS dan 451 juta dolar AS. Namun pada kurun JanuariJuni 2019, Indonesia mengalami defisit perdagangan dari Korsel sebesar 441 juta dolar AS. 

Baca juga : Desa Makmur Peduli Api: Cegah Kebakaran Dan Dorong Ekonomi Masyarakat 

Enggar menyampaikan, selain soal perang dagang, Presiden Jokowi juga berkomitmen mempermudah investasi langsung ke Indonesia. 

Dalam hal ini, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap rencana keberlanjutan investasi dari dua industri raksasa asal Korsel, yakni perusahaan kimia Lotte Group dan perusahaan otomotif Hyundai. 

“Kami memberikan perhatian terhadap rencana investasi dua industri besar itu. Jadi mereka tidak perlu khawatir,” ujar Enggar. 

Selanjutnya, dalam pertemuan bilateral itu, Menteri MyungHee menyatakan komitmennya menuntaskan perundingan untuk perjanjian dagang kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Korea atau Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). 

Baca juga : Didaulat Jadi Ketum Dalam Sidang Tertutup, Megawati Minta Maaf

“IK-CEPA kami tegaskan lagi untuk selesai pada tahun ini,” ujar Myung-Hee. 

Perjanjian dagang IK-CEPA menjadi salah satu dari tiga perjanjian dagang yang ditargetkan Indonesia selesai pada empat bulan terakhir di 2019. 

Dua perjanjian dagang lainnya adalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan Indonesia-Taiwan Preferential Trade Agreement (PTA). 

Seperti diketahui, perang dagang Korsel dan Jepang memanas setelah Negeri Sakura menghapus Korsel dari daftar white list alias mitra dagang favorit. Alhasil sejumlah kemudahan yang selama ini didapat, tidak akan lagi dirasakan Seoul. Tindakan Jepang ini menuai keca man dari pemerintah Negeri Ginseng. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.