Dark/Light Mode

Inovasi Satu Klik Dukung Pertumbuhan Pesat Ekspor Pertanian Sumut

Selasa, 24 September 2019 00:16 WIB
Ali Jamil (Foto: Humas Kementan)
Ali Jamil (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekspor sejumlah komoditas hortikultura asal Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data pada sistem IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) di Karantina Pertanian Belawan tercatat pada tahun 2019, komoditas dari sub sektor hortikultura sebanyak 16 jenis produk, meningkat 30 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya 12 jenis.

Jumlah sertifikasi karantina pada produk hortikultura untuk memenuhi persyaratan negara tujuan juga mengalami peningkatan. Yakni sebesar 19 persen dengan data Januari hingga September 2019 sebanyak  1.015 kali dengan total 22.757 ribu ton komoditas yang diekspor dibandingkan dengan 2018 dan 846 kali dengan jumlah 19.543 ribu ton. 

Dengan melihat pertumbuhan kinerja ekspor yang ada, Karantina Pertanian Belawan, Kementerian Pertanian (Kementan), melakukan upaya untuk terus memacu kinerja ekspor hortikultura melalui inovasi layanan. Salah satunya dengan menyiapkan inovasi aplikasi "Satu Klik" atau One Click One Go. Ini merupakan inovasi layanan percepatan ekspor berbasis online. 

Baca juga : Sertifikasi Ekspor Pertanian Asal Sulut Naik Tajam

"Inovasi yang memberikan model dan solusi berkelanjutan harus kita dorong. Agar proses bisnis ekspornya cepat dan akurat. Ini akan berujung pada peningkatan daya saing produk pertanian kita di pasar global," ungkap Ali Jamil saat lakukan monitoring pemeriksaan karantina di gudang pemilik PT Argosari Sentraprima produk olahan hortikultura di Deli Serdang, Sumut, Minggu (22/9).

Menurut Jamil, dengan  inovasi layanan ini pelaku agribisnis cukup datang sekali pada saat pembayaran dan pengambilan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) sehingga dapat menghemat waktu. Selain itu, pihaknya juga telah menerapkan pemeriksaan karantina di lokasi gudang pemilik. Hal ini diharapkan dapat mempercepat arus barang di tempat pengeluaran baik di pelabuhan maupun di bandara. 

Penerapan sistem pemeriksaan karantina  "jemput bola" ini tidak saja untuk percepatan proses bisnis ekspor namun juga untuk menjamin kesehatan dan  keamanan produk pertanian, sehingga kita dapat menekan angka penolakan produk akibat adanya  hambatan teknis. "Ini yang sangat kami jaga, pemeriksaan karantina yang akurat, produk harus memenuhi standard SPS, produk diterima dan eksportir tidak rugi, " tambah Jamil.

Baca juga : Kerek Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Sederhanakan Perizinan Dan Regulasi

Ekspor Produk Olahan Hortikultura 

Pada saat yang bersamaan, Jamil juga melepas ekspor produk pertanian asal Sumut dengan total sertifikasi sebanyak 50 dokumen sekaligus dengan nilai ekonomi mencapai Rp 37,7 miliar.

Masing-masing  terdiri dari  hasil olahan produk hortikultura berupa jus nenas sebanyak 6,4 ton, 9,2 ton jus pepaya dengan negara tujuan Vietnam. Dan 14 produk segar dan olahan hortikultura antara lain berupa sayuran kubis, jahe, ubi jalar beku, kentang, kentang beku, tepung serai, asam potong dan mengkudu. Adapun negara tujuan ekspornya adalah Jepang, Korea Selatan, India, Taiwan dan Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Cina, Singapore dan Korea Selatan. 

Baca juga : Generasi Muda Kudu Teladani dan Teruskan Perjuangan Habibie

Jamil mengapresiasi langkah para pelaku agribisnis asal Sumut yang jeli mengambil peluang usaha, kreatif mengolah produk pertanian menjadi bahan setengah jadi, dan terus lakukan improvisasi terhadap komoditas ekspor dengan tetap menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. "Tadi saya mendapat penjelasan eksportir, produk olahan nenas dan pepaya ini sudah mulai diminati pasar internasional, Insya Alloh kedepan tidak hanya diekspor ke Vietnam melainkan bisa merambah ke negara lainnya dan akan terus bertambah," tambah Jamil.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul yang turut mendampingi Kepala Barantan dalam kunjungan kerjanya kali ini memaparkan kinerja ekspor sektor pertanian diwilayah kerjanya pada periode Januari sampai dengan September 2019.  Tercatat 8.745 kali permohonan sertifikasi ekspor dengan total sebanyak 2.391 ribu tons dan 488 ribu metrik ton dengan nilai barang mencapai Rp 9,5 triliun. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.