Dark/Light Mode

Keekonomian Bisnis Hilir Pengaruhi Investasi Infrastruktur Gas Bumi

Jumat, 27 September 2019 22:09 WIB
Fahmy Radhi (Foto: Istimewa)
Fahmy Radhi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmy Radhi, setuju dengan target pemerintah menaikkan target bauran energi gas bumi hingga 22 persen di 2025. Agar target itu terpenuhi, dia berpesan, pembangunan infrastruktur harus dilakukan dengan mengoptimalkan sentra-sentra industri di daerah.

"Dengan beban biaya dan risiko yang besar, akan sulit bagi badan usaha mana pun untuk membangun berbagai infrastruktur gas yang mampu menjangkau banyak daerah. Bisnis infrastruktur gas tidak seperti jalan tol yang tarifnya bisa dievaluasi secara periodik," ujar Fahmy.

Analisa Fahmy, selama ini struktur harga gas bumi sebanyak 70 persen digelontorkan untuk biaya hulu. Karena itu, jika harga gas terlalu rendah akan sulit bagi siapa pun untuk mengembangkan infrastruktur.

Baca juga : Indonesia Ajak Pelaku Bisnis Belanda Berinvestasi di Sektor Maritim dan Infrastruktur 

Contohnya, kata Fahmy, saat ini investasi di sektor infrastruktur gas bumi menurun akibat tata kelola gas yang kurang baik. Data menunjukkan, investasi infrastruktur gas tertinggi terjadi pada 2015 yaitu sebesar 258,142 juta dolar AS. Sementara tahun lalu nilai investasi di infrastruktur gas hanya 58,885 juta dolar AS.

"Perbaikan tata kelola dengan memangkas trader gas dan mengalihkan alokasi gas bumi kepada badan usaha yang mengembangkan infastruktur sangat positif bagi industri gas bumi. Namun jika harga gas dipangkas, investasi di infrastruktur akan tetap sulit," ujarnya.

Menurut Fahmy, di tengah meningkatnya impor migas, yang membuat defisit neraca perdagangan migas naik, optimalisasi gas bumi dalam kebijakan bauran energi sangat tepat. Jumlah cadangan terbukti gas bumi saat ini mencapai 108,1 trillion cubic feet (Tcf), terbesar nomor 14 di dunia. Dari sisi lingkungan, gas bumi adalah energi yang lebih bersih dibanding minyak bumi dan batubara.

Baca juga : Kementan Dorong Investasi Perkebunan ke Industri Hilir untuk Ekspor

"Harga hulu gas bumi lebih kompetitif, sekitar hampir seper-sepuluh dari harga minyak bumi. Fakta dan data tersebut telah menjadikan gas bumi semakin penting dalam kebijakan energi nasional," ungkapnya.

Mengingat peran strategisnya itu, pemenuhan permintaan gas bumi secara berkelanjutan dan pasokan secara aman (security of supply) menjadi salah satu faktor penting yang harus diprioritaskan. Dan ini hanya bisa dilakukan melalui pembangunan dan pengembangan berbagai infrastruktur gas bumi.

Fahmy menjelaskan, penyediaan infrastruktur terintegrasi hingga mencapai kematangan, yang dapat menjangkau dan menghubungkan dari sumber-sumber gas bumi ke seluruh pelanggan, akan mendorong industri gas bumi semakin efisien. Jika hal itu terbentuk maka akan dapat meningkatkan daya saing harga jual gas bumi kepada konsumen.

Baca juga : Infrastruktur Jaringan Bisa Jadi Resep Manjur

"Kalau penurunan investasi pengembangan infrastruktur terus berlanjut, akan menyebabkan iklim industri gas bumi menjadi inefisien. Jika pengembangan infrastruktur gas mandeg otomatis gas produksi dalam negeri tidak dapat dioptimalkan untuk pasar domestik," jelas Fahmy.

Fahmy juga menjelaskan bahwa akses terhadap gas bumi seharusnya menjadi hak semua industri di Indonesia, bukan hanya yang eksisting. "Saya pikir kita juga harus fair ke mereka yang belum mendapatkan akses ke gas, mereka kan bagian dari Indonesia juga. Kalau harga gas hilir tidak ekonomis, investasi infrastruktur gas bumi untuk menjangkau mereka pun tidak akan pernah terealisasi"

Dari data SKK realisasi pemanfaatan gas bumi dibandingkan kontrak per April 2019, sektor industri dari kontrak sebesar 1.900 BBTUD, realisasi pemanfaatannya hanya 1.500 BBTUD. Begitu juga di sektor kelistrikan dari kontrak 1.200 BBTUD hanya 755 BBTUD yang terealisasi. Salah satunya karena kurangnya infrastruktur yang belum optimal menjangkau pasar termasuk industri. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.