Dark/Light Mode

Perluas Pemanfaatan Gas Bumi, PGN Genjot Pembangunan Infrastruktur

Jumat, 2 Agustus 2019 14:23 WIB
Pegawai PGN sedang mengecek jaringan pipa gas. (Foto: Ist)
Pegawai PGN sedang mengecek jaringan pipa gas. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menegaskan komitmennya untuk memperkuat dan memperluas pemanfaatan gas bumi di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor kelistrikan, industri, transportasi, UMKM dan rumah tangga.

Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Utama PGN Gigih Prakoso, saat memberikan sambutan pada acara Gas Indonesia Summit & Exhibition (GIS) 2019 di Jakarta, seperti ditulis Jumat (2/8). Kegiatan yang mempertemukan para praktisi dan pemangku kepentingan sektor gas bumi di Indonesia.

Gigih menjelaskan, pada 2018, PGN resmi menjadi gas sub holding gas. Inisiatif ini datang langsung dari Pemerintah melalui holding migas agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur dan pemenuhan gas bumi sebagai energi baik.

“Sekarang, PGN adalah pemain gas bumi terbesar di Indonesia. Kami percaya, kolaborasi dengan Pertagas dan beberapa perusahaan terafiliasi lainnya akan memberi manfaat jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan energi yang ramah lingkungan, efisien dan sumbernya tersedia sangat besar di Indonesia," jelasnya. 

Baca juga : Kementan Gandeng Kemenperin, BPPT, KADIN dan GAPMMI, Kembangkan Industri Pangan Lokal

Sebagai sub holding gas, saat ini PGN mengelola  sekitar ± 3 miliar kaki kubik perhari (billion cubic feet per day/Bcfd) atau setara dengan 98 persen pangsa pasar bisnis transmisi gas. Sementara gas yang dikelola baru 25 persen dari total pangsa pasar pemanfaatan gas domestik. 

Berdasarkan data SKK Migas, pemanfaatan gas domestik di Indonesia pada 2018 mencapai 60 persen dari produksi gas nasional. Namun, dengan menguasai dan mengoperasikan 96 persen dari total infrastruktur gas di Indonesia, PGN baru memenuhi 20 persen kebutuhan infrastruktur gas bumi. 

Gigih menyatakan, untuk memenuhi kebutuhan 80 persen pasar tersebut, diperlukan inisiatif dan sinergi baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun badan usaha, termasuk seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap pemanfaatan gas bumi. Sebagai contoh untuk memperkuat perluasan jaringan gas bumi ke semua sektor, baik untuk sektor kelistrikan, industri, komersial, transportasi, UMKM dan bagi rumah tangga. 

Dengan telah hadirnya peran pemerintah melalui Kementerian ESDM dalam menjaga iklim investasi dan keekonomian jaringan distribusi gas bumi melalui perbaikan tata kelola bisnis hilir gas bumi, maka perlu pemahaman bersama bahwa negara telah bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan agar pengembangan infrastrukur gas bumi dan pemanfaatan gas bumi terus meningkat.  

Baca juga : Perta Arun Gas Resmi Jadi Pelanggan Premium PLN

Pembangunan infrastruktur yang masif dan menjangkau seluruh wilayah di Indonesia menjadi pekerjaan rumah bersama. Dengan semakin terutilisasinya gas bumi sebagai energi baik untuk pemanfaatan domestik, maka subsidi energi juga dapat ditekan.

Disisi lain, Gigih juga menyampaikan bahwa PGN memerlukan dukungan  dalam hal penentuan besaran harga jual gas di Indonesia. "Yang tidak kalah penting, dengan negara hadir dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi harga jual ke konsumen, hal tersebut juga sebaiknya memberikan kemampuan bagi subholding gas untuk mempertahankan layanan yang reliable dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk pemerataan akses terhadap gas bumi," imbuhnya.

Potensi sumber daya alam Indonesia dalam bentuk gas Bumi telah menarik perhatian Investor dunia.  Dimana potensi pasar Indonesia dalam industri gas bumi masih terbuka lebar. Gas bumi memainkan peran penting dalam program bauran energi. Pemerintah berencana untuk menaikkan porsi gas bumi sebesar 22 persen dalam bauran energi pada tahun 2025 dan 24 persen pada tahun 2050. 

"Strategi jangka panjang kita adalah memperkuat basis pemanfaatan gas bumi secara nasional melalui infrastruktur yang terintegrasi. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kolaborasi dan dukungan dari para stakeholders serta pelaku usaha lainnya," katanya.

Baca juga : Gali Peluang, RI Genjot Perdagangan dan Investasi Tekstil dengan AS

Berdasarkan data Neraca Gas Indonesia dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan gas alam terbukti di Indonesia per 1 Januari 2017 mencapai 142,72 TSCF. Permintaan gas terbesar saat ini adalah lifting oil, pembangkit listrik, industri pupuk, dan industri lainnya. Penggunaan listrik gas juga terus meningkat sebagai dukungan nyata bagi program energi bersih. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.