Dark/Light Mode

Saham BRIS Raih Harga Tertinggi Jadi Top 5 Emiten Bank

Kamis, 4 Januari 2024 19:42 WIB
BSI dengan emiten bersandi BRIS ini meraih kenaikan harga saham tertinggi pada penutupan pasar modal Rabu (3/1/2024) di level Rp 1.800 atau naik 3,45 persen. (Foto: Ilustrasi BSI)
BSI dengan emiten bersandi BRIS ini meraih kenaikan harga saham tertinggi pada penutupan pasar modal Rabu (3/1/2024) di level Rp 1.800 atau naik 3,45 persen. (Foto: Ilustrasi BSI)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dengan emiten bersandi BRIS ini meraih kenaikan harga saham tertinggi pada penutupan pasar modal Rabu (3/1/2024), di level Rp 1.800 atau naik 3,45 persen dibandingkan dengan harga penutupan di hari sebelumnya.

Kenaikan harga saham BRIS ini terjadi pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun -0,61 persen ke level 7.279 dari hari sebelumnya yang sebesar 7.323.

Atas capaian tersebut, saham BSI dinilai prospektif dan menjanjikan ke depan, setelah melanjutkan tren penguatan selama sebulan terakhir. Bahkan menjadi Top 5 bank dengan kenaikan harga saham tertinggi.

Baca juga : Surat Berharga Negara Jadi Suntikan Pembangunan

“Pencapaian tersebut menunjukkan secara year on year (yoy) BRIS telah memberikan return yang signifikan yaitu sebesar 41,02 persen. Dengan demikian mengantarkan BSI masuk dalam Top 5 emiten bank dengan return saham tertinggi,” jelas Manajemen BSI, Kamis (4/1/2024).

Positifnya pergerakan saham BRIS tersebut didorong oleh peningkatan minat dari investor institusi. Hal ini tercermin dari net buy investor institusi yang tinggi baik asing maupun domestik.

Kenaikan harga saham tersebut tak lepas pula dari meningkatnya kepercayaan investor terhadap kinerja fundamental BRIS yang solid, dan tumbuh secara berkelanjutan semenjak merger pada awal 2021.

Baca juga : Tumpulnya Lini Serang Maung Bandung Jadi Sorotan

Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan November 2023, laba bersih BSI tercatat sebesar Rp 5,1 triliun bertumbuh 30 persen yoy. Pertumbuhan laba bersih tersebut, sejalan dengan peningkatan pembiayaan yang disalurkan yaitu mencapai Rp 235,01 triliun atau naik sekitar 14 persen yoy.

BSI juga mampu menjaga kualitas aset tetap prudent. Hal ini terbukti dengan non-performing financing (NPF) gross yang menurun menjadi 2,15 persen dibandingkan dengan posisi November 2022 sebesar 2,53 persen.

“Ke depannya, dengan hampir 20 juta nasabah dan penetrasi perbankan syariah yang masih dinilai rendah saat ini, potensi pertumbuhan BRIS masih sangat menjanjikan,” sambungnya.

Baca juga : Survei CSIS: Elektabilitas Prabowo-Gibran Tertinggi, Tembus 43,7 Persen

Dengan faktor fundamental yang menjanjikan tersebut, 16 analis yang meng-cover BRIS merekomendasikan ‘Buy’. Adapun data Bloomberg menunjukkan target harga BRIS berdasarkan konsensus sebesar Rp 2.110.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.