Dark/Light Mode

Urban Fund Tingkatkan Anggaran Dan Jangkauan Layanan Perumahan

Jumat, 22 Maret 2024 13:26 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengatasi permasalahan perumahan untuk masyarakat tidak bisa parsial. Permasalahan itu harus ditangani secara komprehensif (menyeluruh) dengan mendorong mesin pertumbuhan ekonomi (economic engine) kota atau daerah, agar keterjangkauan masyarakat membeli rumah meningkat.

Penegasan tersebut disampaikan Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata dalam diskusi interaktif dengan topik “Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045” yang diadakan Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Eman, sapaan akrabnya menyampaikan fakta bahwa saat ini penduduk Indonesia bertambah 1,1 persen atau sebanyak 3 juta jiwa per tahun.

Itu artinya, pada 2045 Indonesia akan mengalami ledakan penduduk yang mencapai 350 juta jiwa. Diperkirakan lebih dari 70 persen penduduk tersebut bermukim di perkotaan, dengan 56,03 persen atau 152.788 juta jiwa bermukim di Pulau Jawa.

Di sisi lain, sumber daya alam untuk kehidupan semakin terbatas, lahan semakin minim, kebutuhan untuk tempat bermukim yang layak bertambah.

Baca juga : Menteri Amran Sayang Petani

Serta, terjadi peningkatan kebutuhan kualitas hidup masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan kualitas lingkungan.

Selain itu, kebutuhan lapangan kerja dan peningkatan penghasilan (income) juga bertambah.

Fakta perkotaan itu tidak dapat dihindari, terlebih indikator kesejahteraan masyarakat juga mensyaratkan masyarakat untuk memiliki penghasilan yang cukup, dapat memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, memperoleh fasilitas kesehatan yang baik, serta bertempat tinggal atau memiliki rumah secara layak.

“Penghasilan masyarakat harus dipacu (booster). Karena rumah tidak bisa dibeli tanpa uang, dan uang tidak mungkin diperoleh kalau masyarakat tidak punya pekerjaan dan penghasilan. Karena itu, butuh yang namanya economic engine atau mesin pertumbuhan ekonomi,” jelas Ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan (BKTKP) PII tersebut.

Board of Directors Member FIABCI Dunia itu menambahkan, setiap kota harus fokus untuk membangkitkan keunggulan economic engine di wilayahnya masing-masing.

Baca juga : Masyarakat Jangan Panik

Jika mesin pertumbuhan ekonomi mampu digenjot dan dioptimalkan, maka kesempatan kerja akan bertumbuh dan masyarakat otomatis punya penghasilan untuk membeli rumah.

Economic engine dikembangkan berdasarkan kekuatan potensi yang ada di kota tersebut.

Seperti, dengan mendorong hilirisasi industri, pengembangan properti dan infrastruktur yang bersifat padat karya, maupun lewat pengembangan industri dan jasa termasuk industri pariwisata.

Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna mengatakan salah satu masalah di sektor perumahan adalah keterjangkauan masyarakat, terutama harga rumah yang semakin tinggi.

Dia merujuk data Rumah123.com sejak September 2021 hingga Januari 2024 yang menyebutkan harga rumah di 13 kota besar secara umum mengalami kenaikan rata-rata 13,3 persen.

Baca juga : Mentan Gandeng Pabrik Pakan Maksimalkan Penyerapan Jagung Petani

Oleh karena itu, dia mengaku setuju dengan pentingnya langkah-langkah untuk membangkitkan economic engine kota/daerah, sehingga memacu keterjangkauan masyarakat membeli rumah.

“Termasuk untuk masyarakat sektor informal yang jumlahnya mencapai 60 persen dari penduduk Indonesia.Tanpa economic engine, maka kenaikan penghasilan masyarakat tidak akan mampu mengejar harga rumah yang terus melonjak,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.