Dark/Light Mode

Prabowo-Gibran Terpilih, Asosiasi Sawit Harapkan Hilirisasi Makin Kuat

Jumat, 22 Maret 2024 15:53 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiga asosiasi hilir industri sawit memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.

Ketiga asosiasi tersebut adalah GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia), APROBI (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), dan APOLIN (Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia).

Ketiganya meyakini kebijakan hilirisasi industri sawit dapat terus berjalan dan memberikan nilai tambah kepada perekonomian Indonesia.

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,6 persen.

“Kami ucapkan selamat atas terpilih kepada Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Saya yakin Prabowo-Gibran sangat berkomitmen dalam program hilirisasi sawit. Ke depan, Indonesia berpeluang menjadi Raja Green Fuel di dunia,” kata Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI, dalam Buka Puasa Bersama dan Temu media, di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Di sela-sela acara, Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dan ketiga asosiasi hilir sawit ini kembali menjalin kerja sama untuk mendistribusikan bantuan kepada sejumlah yayasan dan lembaga sosial.

Hal ini sebagai upaya menunjukkan kontribusi sawit bagi masyarakat di sekitar Jabodetabek.

Baca juga : Relawan Prabowo-Gibran Syukuran Bersama Haidar Alwi dengan Santuni Anak Yatim

Sahat optimistis, hilirisasi sawit semakin kuat karena visi dan misi keduanya adalah melanjutkan program yang sudah berjalan.

“Ketika berbicara dengan timses nomor 2, mereka sampaikan akan melanjutkan, tetapi melanjutkan dengan berbagai improvement,” ujar lulusan ITB Teknik Kimia ini.

Usulan berikutnya adalah Sahat meminta Prabowo-Gibran agar membentuk badan bernama Badan Sawit Indonesia

. Sahat mengatakan, terdapat 17 kementerian/lembaga pemerintah yang mengurusi sawit sebagai satu komoditas.

“Ibaratnya dampak dari 17 kementerian ini lego jangkar sehingga kapal ini tidak bergerak. Makanya dibutuhkan badan khusus sawit ini supaya bisa cepat bergerak dan menghilangkan tumpang tindih regulasi,” bebernya.

Sementara itu, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) berharap kepada presiden dan wakil presiden Indonesia yang baru untuk mendukung terus program biodiesel sebagai bagian transisi energi terbarukan.

Dengan pemerintahan yang baru nanti diharapkan regulasi program biodiesel bisa lebih solid dan tidak menimbulkan multitafsir.

Baca juga : Sambut Kemenangan Prabowo-Gibran, Haidar Alwi Santuni Ribuan Anak Yatim

“Untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang, kami berharap nanti regulasi untuk semua Kepmen bisa lebih form dan solid agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda-beda. Kami juga 2,5 tahun ini terus diperiksa Kejaksaan Agung,” ujar Sekjen APROBI Ernest Gunawan.

Dia percaya, Prabowo-Gibran bisa membuat investor biofuel Indonesia lebih tenang dalam berinvestasi.

Sebab, kata dia, hanya Prabowo-Gibran yang menyatakan komitmennya terus meningkatkan program biodiesel.

“Kita berharap dengan adanya wakil presiden muda juga, Gibran, nanti peraturan-peraturan baik bagi pengusaha. Yang pasti mendukung apapun, kita akan mensuport dan berharap peraturan lebih save bagi kami investor,” ucap Ernest.

Lebih lanjut, dia juga menyebut pihaknya sedang menunggu arahan dari pemerintah terkait penerapan B40.

Pemerintah Indonesia masih mempertimbangkan penerapan biodiesel 40 persen atau B40, menyusul dari sebelumnya B35.

Sedangkan Sekjen Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Rapolo mengharapkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) kepada 7 sektor industri termasuk oleokimia terus dilanjutkan.

Baca juga : Kubu Prabowo-Gibran Optimis Menang Lawan Gugatan Di MK

Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar US$6 per MMBTU yang diberlakukan Pemerintah sejak 2020.

Pasalnya kebijakan ini memberikan nilai tambah kepada pelaku industri dari aspek investasi, ekspor, pendapatan pajak dan pembangunan daerah.

Dampak dari kebijakan HGBT bagi sektor oleokimia adalah realisasi pajak mencapai Rp 2,2 triliun pada 2021 dan Rp 2,9 triliun pada 2022. Begitu pula realisasi investasi sebesar Rp 1,76 triliun pada 2021 dan Rp 2,3 triliun pada 2022.

“Kami harapkan kebijakan HGBT ini dilanjutkan dalam 5-10 tahun berikutnya,” tutur Rapolo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.