Dark/Light Mode

Transfigurasi Transportasi EcoCharging Energi Surya Wujudkan Mimpi Elektrifikasi

Jumat, 19 April 2024 01:22 WIB
Visualisasi Elektrifikasi di Indonesia (Sumber: Pribadi)
Visualisasi Elektrifikasi di Indonesia (Sumber: Pribadi)

Baca juga : Peran Penting Perusahaan Transportasi Dorong Kemajuan Ekonomi Indonesia

Gambar 1. Visualisasi Elektrifikasi di Indonesia 

  • KEADAAN INDONESIA

Berdasarkan data yang dikumpulkan Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2020, sekitar 150 juta ton CO2e menghasilkan emisi GRK dari sektor transportasi yang menduduki posisi kedua sebesar 23,14% dalam menghasilkan emisi karbon dan masih bergantung menggunakan bahan bakar konvensional yaitu BBM yang membutuhkan sekitar 86% kebutuhannya dari sumber energi. Dari ketiga jenis transportasi yang sangat sering digunakan bagi masyarakat, kendaraan yang berada di jalanan raya yang menjadi penyumbang gas emisi karbon terbesar di angka 90% lalu diikuti kereta api di angka 8% dan pesawat terbang di angka 2%.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa emisi GRK dapat dikurangi hingga 40% jika pemerintah mampu menyulih kendaraan konvensional lewat elektrifikasi. Pemerintah Indonesia juga berkomitmen dalam berbagai agenda untuk mengurangi emisi GRK sebesar 26% atau sekitar 830 juta ton CO2e pada tahun 2030. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mengatasi hal ini, salah satunya dengan mengadopsi kendaraan listrik yang bebas dari emisi karbon.

Dalam implementasinya, pemerintah turut andil dalam menyukseskan rencana dan program ini lewat Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2019 dan pembangunan infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik untuk memberikan insentif kepada masyarakat yang ingin beralih, lalu Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2015 untuk memberikan insentif kepada produsen yang siap melakukan produksi kendaraan listrik ini. 

Akan tetapi, hal ini masih tidak cukup karena ada dua komponen lain yang perlu diseimbangkan agar program ini dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai Net Zero Emission. Tantangan yang ditemui ketika implementasi program antara lain, harga beli yang tinggi, energi berbasis konvensional seperti batu bara masih mendominasi, rendah angka pembangunan infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik, dan rendahnya angka recycle baterai terkait manajemennya. 

  • IMPLEMENTASI DI INDONESIA

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan dan program yang mendukung elektrifikasi transportasi. Salah satu contohnya adalah Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang memberikan insentif untuk pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Teknologi elektrifikasi transportasi telah berkembang pesat dan menawarkan banyak manfaat, seperti meningkatkan kualitas udara, meningkatkan ketahanan energi, dan menciptakan lapangan kerja. Terlihat angka positif di Indonesia pada tahun 2022, dalam mengadopsi kendaraan bermotor listrik berteknologi swap battery menyumbang 55% dari pangsa pasar motor listrik domestik.

Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi energi terbarukan di Indonesia dapat menjadi solusi sebagai sumber energi listrik pengisian daya baterai.  Salah satu contoh yang paling sederhana dan bisa diimplementasikan adalah dengan memanfaatkan panel surya sebagai sumber pengadaan sumber listrik di charging station area. Indonesia saat ini sudah mengadopsi penggunaan teknologi swap battery, namun ada beberapa hambatan seperti umur baterai dan kesehatan baterai yang ditukar cukup sulit diidentifikasi, keberadaan stasiunnya yang masih sulit dijangkau dan adanya keterbatasan baterai yang tersedia untuk bisa ditukar jika terjadi lonjakan permintaan untuk pergantian baterai di stasiun.

Oleh karena itu, metode charging adalah langkah yang paling aman dilakukan untuk meminimalisasi hal tersebut terjadi. Hal ini juga harus didukung dengan pengembangan teknologi baterai untuk memudahkan konsumen dalam pengisisan daya bagi kendaraan motornya. Sejumlah inovasi baru dalam teknologi elektrifikasi transportasi juga sedang dikembangkan. Salah satu contohnya adalah baterai solid-state, yang memiliki potensi untuk meningkatkan jangkauan kendaraan listrik dan mempercepat waktu pengisian daya.

Dari kedua baterai yang saat ini menjadi primadona untuk dipasangkan ke dalam kendaraan listrik, baterai lithium-ion yang terkenal terjangkau ini memiliki beberapa masalah seperti ketersediaan bahan mentah, masalah keamanan, dan kapasitas penyimpanan energi yang terbatas. Sehingga, dari penelitian yang dilakukan terhadap ion sulfur, air, dan solid-state dapat diperoleh perbandingan kepadatan energi yang dihasilkan dimana baterai lithium-sulfur menawarkan energi spesifik yang besar dibandingkan dengan baterai lithium-air dan all-solid-state battery. Baterai ini memiliki kepadatan energi sebesar 2.500Wh/kg, yang melebihi kepadatan energi baterai lithium-air (250-1.200Wh/kg), all-solid-state battery (500Wh/kg), dan baterai lithium-ion (890Wh/kg).

Akan tetapi, dari pengadaan teknologi baterai saja tidak bisa jika tidak diimbangi dengan sistem pengisian daya kembali pada baterai. Oleh karena itu, adopsi secara eco-friendly dapat dilakukan dengan memanfaatkan panel surya dengan mengintegrasikan sistem off-grid pada charging station area untuk memastikan bahwa listrik berlebih yang dihasilkan dari panel surya dapat disalurkan kembali ke jaringan listrik, yang potensial berkontribusi pada pasokan listrik secara keseluruhan. Penyediaan infrastruktur ini sudah cukup untuk pemenuhan kebutuhan baterai pada motor listrik yang tentunya dapat dikembangkan menjadi mode fast charging lewat inovasi penelitian terbaru terhadap baterai itu sendiri.

Riset Deloitte dan Foundry mengungkap lonjakan fantastis penggunaan motor listrik di Indonesia. Dibandingkan tahun 2020, jumlahnya melonjak 1.300 persen dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2020, hanya 1.947 unit motor listrik yang digunakan. Angka ini kemudian meningkat pesat menjadi 25.782 unit di tahun 2022. Melihat kondisi alam Indonesia yang memungkinkan untuk memanfaatkan energi matahari sepanjang tahun, diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 34.650 WP atau 34,65 kWp dalam sehari dari panel surya yang diintegrasikan di stasiun pengisian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lutfiansyah, dkk di Politeknik Negeri Jember, daya ini mampu mengisi sekitar 41 motor listrik sekaligus. Hal ini menunjukkan kapasitas yang cukup besar untuk mendukung pengisian daya kendaraan listrik dalam jumlah yang signifikan, sehingga memfasilitasi penggunaan kendaraan listrik dalam skala yang lebih luas.

  • TANTANGAN DAN HAMBATAN

Berdasarkan analisis Porter's Five Forces, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia memiliki beberapa peluang menarik, seperti dukungan pemerintah yang kuat dan pertumbuhan permintaan konsumen. Namun, industri ini juga menghadapi beberapa tantangan, seperti hambatan masuk yang tinggi, kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat, dan ancaman produk substitusi. Dari analisis tersebut, ada beberapa komponen yang bisa dijadikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Solusi tersebut dapat berupa produksi, pengembangan, promosi, dan kesadaran. Hal dilakukan untuk memperluas implementasi kendaraan listrik melalui bisnis model yang atraktif dan mengubah sifat pengguna, khususnya pada sektor publik dan swasta, untuk beralih sekaligus menggunakan kendaraan listrik dalam kegiatan mereka masing-masing.

Produksi secara masif untuk meningkatkan keberadaan kendaraan listrik di sekitar masyarakat akibat permintaan pasar sehingga infrastruktur pendukung dalam mendukung keberadaannya secara tidak langsung akan memaksa pengelola untuk membangun charging station. Peningkatan kesadaran masyarakat sekaligus pengetahuan terhadap kendaraan listrik dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat lewat workshop dan webinar terhadap kendaraan listrik. 

Regina Anna Grace Simorangkir
Regina Anna Grace Simorangkir
Mahasiswi Universitas Indonesia

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.