Dark/Light Mode

Bank Syariah Didorong Jaga Ketahanan Dan Pertumbuhan Berkelanjutan

Senin, 13 Mei 2024 21:29 WIB
Ketua Asbisindo sekaligus Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma`ruf Amin dan Komisaris Utama Bank BSI Muliaman D Hadad (kanan) saat silaturahim Asbisindo di Jakarta, Senin (13/5/2024). (Foto: Dok BSI)
Ketua Asbisindo sekaligus Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma`ruf Amin dan Komisaris Utama Bank BSI Muliaman D Hadad (kanan) saat silaturahim Asbisindo di Jakarta, Senin (13/5/2024). (Foto: Dok BSI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perbankan syariah Indonesia didorong untuk terus menjaga ketahanan dan pertumbuhan positif agar senantiasa menjalankan peran strategisnya dalam pengembangan ekonomi syariah dan senantiasa membawa kebermanfaatan bagi umat.Terlebih dalam kondisi ekonomi global dan domestik yang masih menantang.

Untuk itu, perbankan syariah diharapkan terus meningkatkan kolaborasi serta konsolidasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam memperkuat inklusi dan literasi ekonomi syariah.

Hal tersebut mengemuka dalam acara Halal bi Halal Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) yang bertajuk ‘Konsolidasi Perbankan Syariah Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkelanjutan,’ di Jakarta, Senin (13/5/2024).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dan Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi dan jajaran pengurus dan anggota Asbisindo.

Wapres mengatakan, dalam perjalannya industri perbankan sudah menujukkan daya tahan dan pertumbuhan yang berkelanjutan meski berhadapan dengan tekanan dan ketidakpastian global.

“Kita patut mengapresiasi kemajuan perbankan syariah yang terlihat dari berdirinya PT Bank Syariah Indonesia Tbk, transformasi BPD Syariah, kehadiran BPR Syariah di berbagai daerah, hingga berkembangnya skema pembiayaan KPBU syariah,” tambah Wapres.

Dalam acara tersebut, Wapres juga menyampaikan empat arahan bagi pengembangan industri perbankan syariah.

Pertama, meningkatkan ketahanan dan daya saing industri perbankan syariah, terutama dalam menjaga kualitas tata kelola dan manajemen risiko.

Kedua, meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia perbankan syariah, serta digitalisasi perbankan syariah.

Ketiga, meningkatkan kontribusi perbankan syariah dalam perekonomian nasional.

Baca juga : Bamsoet Dorong Peran Swasta dalam Industri Pertahanan dan Keamanan

“Terakhir, memperkuat sinergi dan kolaborasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi mengatakan, selain prinsip bank syariah yang menjalankan nilai-nilai Islami dan mendorong kebermanfaatan bersama, bank syariah relatif memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan bank umum konvensional.

“Kita baru saja melewati ekonomi pasca-Covid dan kini dihadapkan pada kondisi ekonomi global dan domestik yang sangat menantang dipicu oleh geopolitik,” kata Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Hery mengatakan, tahun 2023, sejalan pasca-Covid, bank syariah menunjukkan tren kinerja positif. Bank syariah di Indonesia berjumlah 33, terdiri atas 14 Bank Umum Syariah (BUS) dan 19 Unit Usaha Syaraih (UUS) dengan jumlah layanan mencapai 2.392.

Data OJK juga menunjukkan fungsi intermediasi bank syariah berjalan dengan baik. Pembiayaan yang disalurkan (PYD) dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah tumbuh positif masing-masing sebesar 15,8 persen (yoy) menjadi Rp 571 triliun dan 8,15 persen (yoy) menjadi Rp660 triliun.

Kinerja positif itu juga mendorong aset perbankan syariah naik 10,4 persen (yoy) menjadi Rp 851 triliun.

Secara kualitas bank syariah juga membaik terindikasi dari Non Performing Financing (NPF) BUS yang per posisi Februari 2024 2,05 persen turun dibandingkan 2,37 persen per Februari 2023 dan NPF UUS turun menjadi 2,09 persen dibanding 2,31 persen per Februari 2023.

Dari sisi ketahanan juga cukup solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Umum Syariah (BUS) sebesar 25,35 persen.

“Terima kasih support, komitmen, serta konsistensi pemerintah dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah yang juga telah diakui di tingkat global,” ujarnya.

Salah satunya, Indonesia dinilai terus konsisten menjadikan kebijakan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu bauran strategi pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Baca juga : Bentuk Satgas, KSP Dorong Percepatan Perdagangan Karbon

“Terbukti, peringkat ekonomi syariah Indonesia menurut catatan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023 berada di peringkat tiga secara global, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya,” kata Hery.

Hanya saja, lanjut Hery, masih terdapat tantangan untuk bersama-sama mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Sebab, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, indeks literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 9,14 persen, sedangkan inklusi keuangan syariah sebesar 12,12 persen.

Angka tersebut masih jauh di bawah indeks literasi dan inklusi keuangan nasional yang masing-masing sebesar 49,68 persen dan 85,1 persen.

Konsolidasi Perbankan

Tak hanya itu, Hery mengatakan, tantangan pembangunan bukan semata hanya meraih pertumbuhan ekonomi, namun juga memastikan kebermanfaatan bagi masyarakat luas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,05 persen dan pada tahun ini diperkirakan tetap tinggi di kisaran 4,7-5,5 persen, karena didukung oleh permintaan domestik antara lain tingginya pertumbuhan konsumsi.

Ia menyebut, momentum Ramadan 1445 Hijriah tidak hanya memberikan inspirasi spiritualitas bagi umat Islam, tetapi juga memberikan dorongan ekonomi yang signifikan.

Pasar tradisional menjadi pusat aktivitas yang ramai di tengah aktivitas ibadah puasa yang dijalankan umat.

“Dampak terbesar yang dapat dirasakan yakni industri makanan dan minuman memanen keuntungan yang besar. Selain itu, pasar ritel juga mengalami lonjakan penjualan dengan peningkatan permintaan terhadap produk-produk dan kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri,” tutur Hery.

Selain itu, pergerakan masyarakat saat libur Lebaran tahun ini juga meningkat signifikan dan membawa perputaran roda ekonomi di daerah dan di level nasional.

Baca juga : Mencegah Kecelakaan Bus Dan Truk Agar Tidak Berulang

Diperkirakan sebanyak 193,6 juta orang melakukan perjalanan di saat libur Lebaran 2024, meningkat dari 123,8 juta orang pada Lebaran 2023.

Sebuah kajian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat, perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan kreatif pada periode tersebut diperkirakan mencapai Rp 276,11 triliun. Belum lagi dampak ekonomi dari pengumpulan dan pendistribusian zakat melalui berbagai organisasi.

“Lonjakan ekonomi yang terjadi ini menunjukkan bahwa Ramadan dan libur Lebaran memiliki dampak yang signifikan terhadap aktivitas ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Hery.

Ia menyebutkan, sektor ekonomi di Indonesia berfokus pada produksi, distribusi, dan pemasaran produk dan layanan. Untuk itu, memerlukan dukungan keuangan dan perbankan syariah yang solid yang masih menjadi tantangan bagi para pelaku usaha di industri halal.

Berlakunya pengesahan Undang-Undang No 4 tahun 2023 tentang Pengaturan dan Pengembangan Sektor Keuangan (UU P2SK) oleh DPR dan Pemerintah, membawa dampak kepada industri perbankan syariah berupa konsolidasi perbankan.

“Salah satu regulasi yang berdampak kepada industri bank syariah adalah kewajiban pelaksanaan spin-off bagi Unit Usaha Syariah (UUS) milik bank umum konvensional, dengan aset di atas Rp50 triliun, dalam jangka waktu proses spin- off selama 2 tahun,” jelasnya.

Dalam perspektif tersebut, Hery menegaskan, pelaksanaan konsolidasi perbankan telah berhasil dilaksanakan melalui proses merger 3 bank syariah milik pemerintah sehingga menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Keberhasilan BSI ini menjadi energi bagi bank-bank syariah lainya untuk dapat melakukan sinergi dan konsolidasi,” ucapnya.

Pada gilirannya, hal tersebut akan memberikan kontribusi bagi industri perbankan syariah yang kuat dan berdaya saing, serta akan mendorong peran Indonesia sebagai pemain kunci dalam perdagangan produk halal dunia atau ekosistem halal global hub.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.