Dark/Light Mode

Bentuk Satgas, KSP Dorong Percepatan Perdagangan Karbon

Minggu, 12 Mei 2024 19:52 WIB
Ketua Satgas Karbon Kantor Staf Presiden, Ishak Saing (kiri), pada acara Seminar Seri Pertama ICCI bertema “Percepatan Dekarbonisasi Indonesia untuk Mendukung Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim yang digelar Kantor Staf Presiden bersama Asosiasi Ahli Karbon Indonesia (ACEXI), di Jakarta, Minggu (12/5)
Ketua Satgas Karbon Kantor Staf Presiden, Ishak Saing (kiri), pada acara Seminar Seri Pertama ICCI bertema “Percepatan Dekarbonisasi Indonesia untuk Mendukung Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim yang digelar Kantor Staf Presiden bersama Asosiasi Ahli Karbon Indonesia (ACEXI), di Jakarta, Minggu (12/5)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kantor Staf Presiden (KSP) yang dipimpin Moeldoko membentuk Satuan Tugas (Satgas) Karbon untuk mendorong percepatan upaya dekarbonisasi di Indonesia, terutama terkait perdagangan karbon. 

Kehadiran Satgas Karbon diharapkan bisa mengurai hambatan utama dalam implementasi kebijakan dekarbonisasi, seperti tantangan pendanaan dan koordinasi antar lembaga.

“Satgas ini dibentuk untuk memperkuat kolaborasi dalam mempercepat upaya-upaya dekarbonisasi di Indonesia, termasuk di dalamnya soal perdagangan karbon,” kata Ketua Satgas Karbon KSP, Ishak Saing pada seminar seri pertama rangkaian Indonesia Carbon Care Initiative (ICCI) 2024 bertema ‘Percepatan Dekarbonisasi Indonesia untuk Mendukung Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim’ yang digelar Kantor Staf Presiden (KSP) bersama Asosiasi Ahli Karbon Indonesia (ACEXI), di Jakarta Minggu (12/5).

Ishak mengatakan, Satgas Karbon KSP akan mendorong kolaborasi para pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di berbagai lapisan melalui kampanye tentang perubahan iklim. 

Satgas, sambung dia, juga akan melibatkan sektor swasta, baik melalui insentif keuangan, kemitraan publik-swasta maupun regulasi yang mendukung investasi yang berkelanjutan. 

Baca juga : Gus Halim: Desa Cerdas Jadi Mesin Utama Percepatan Pembangunan Desa

“Kolaborasi ini kita bingkai dalam Indonesia Carbon Care Initiatives (ICCI),” jelasnya. 

Lebih lanjut, Ishak yang juga Tenaga Ahli Utama KSP ini menguraikan ICCI merupakan bentuk kolaborasi antara lima sektor utama. Yakni, akademik, bisnis, Pemerintah, komunitas, dan media. Melalui kolaborasi pentahelix tersebut, diharapkan bisa menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi semua pihak terkait. 

“Manfaatnya termasuk inovasi yang lebih baik melalui gabungan berbagai perspektif, peningkatan akseptabilitas solusi di masyarakat, dan pengurangan risiko karena dukungan lintas sektor,” terangnya. 

Ishak menegaskan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam mempercepat proses dekarbonisasi di Indonesia. Percepatan dekarbonisasi merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, dan salah satu fokus utamanya adalah perdagangan karbon. Di mana, Pemerintah mengalokasikan kredit karbon sebagai insentif bagi industri dan sektor lainnya untk mengurangi emisi gas rumah kaca.  

“Mekanisme ini tidak hanya menghasilkan manfaat lingkungan yang signifikan, tapi juga menciptakan kesempatan ekonomi baru lewat perdagangan karbon di pasar internasional,” tegas Ishak. 

Baca juga : Jukir Liar Sangat Pantas Segera Ditertibkan, Pak!

Pada kesempatan itu, Ishak juga menyoroti konsep Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang menjadi bagian penting dari strategi dekarbonisasi Indonesia. Di mana NEK menekankan pentingnya mempertimbangkan nilai ekonomi dari layanan ekosistem dan pengurangan emisi karbon, serta memberikan panduan bagi pembuat kebijakan untuk mengembangkan kebijakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pasar. 

Pengembangan bursa karbon sendiri, sambung dia menjadi langkah penting dalam memperluas infrastruktur perdagangan karbon, yakni dengan memberikan platform transparan dan efisien bagi pelaku pasar untuk membeli dan menjual kredit karbon. 

“Ini bisa mendorong pertumbuhan ekosistem karbon yang dinamis dan berkelanjutan, serta memberikan insentif bagi inovasi teknologi hijau,” ujar Ishak. 

Di waktu sama, Ketua Asosiasi Ahli Karbon Indonesia (ACEXI), Lastyo Lukito menyambut baik pembentukan satgas karbon KSP. 

Menurutnya, inisiatif KSP untuk membangun kolaborasi lintas sektor dalam kerangka ICCI menjadi langkah positif untuk membantu akselerasi dekarbonisasi di Indonesia. 

Baca juga : PNM Gencar Gelar Pelatihan Literasi Keuangan Digital

“Ini strategi yang tepat untuk mendukung upaya KSP mengakselerasi dekarbonisasi melalui perdagangan karbon dapat direncanakan dan diimplementasikan dengan komprehensif,” ucap Lastyo.

Seminar tentang Percepatan Dekarbonisasi Indonesia untuk Mendukung Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim’ menghadirkan pembicara dari kementerian dan lembaga. Di antaranya, Dr. Wahyu Marjaka, M.ENG, Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Ditjen Pengendalikan Perubahan Iklim Kementerian LHK, Lufaldy Ernanda, Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, dan Endah Tri Kurniawaty, Direktur Penghimpunan dan Pengembangan Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.