Dark/Light Mode

Bukukan Kinerja Keuangan Positif

UMKM Dan Konsumer Jadi Mesin Pertumbuhan BNI

Kamis, 2 Mei 2024 07:05 WIB
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) berbincang dengan Direktur Risk Management David Pirzada (kiri) dan Direktur Finance Novita Widya Anggraini (kanan) sebelum paparan kinerja BNI kuartal I tahun 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024). Foto: AHMAD ALI FUTHUHIN / RM
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) berbincang dengan Direktur Risk Management David Pirzada (kiri) dan Direktur Finance Novita Widya Anggraini (kanan) sebelum paparan kinerja BNI kuartal I tahun 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024). Foto: AHMAD ALI FUTHUHIN / RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah dinamika global, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, tetap mampu menorehkan kinerja positif.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar membeberkan, pihaknya konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal 2024.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja yang signifikan pada pengembangan segmen pembiayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Menengah) dan konsumer, melalui perusahaan anak PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) dan BNI Finance.

Dia mengaku, kedua segmen itu merupakan mesin pertumbuhan baru, di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh.

“Pertumbuhan kredit segmen UMKM Hibank mencapai 72 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance meningkat 370 persen yoy, didominasi oleh pembiayaan konsumer,” ujar Royke dalam laporan kinerja di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Baca juga : Airlangga Bicara Kinerja Ekonomi Dan Pemilu Damai

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kinerja kredit dari dua perusahaan anak tersebut berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi.

Royke menerangkan, total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat Rp 695,16 triliun, tumbuh 9,6 persen yoy jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 634,3 triliun.

Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I-2024, perseroan membukukan pendapatan bunga Rp 15,87 triliun, tumbuh 7,2 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.

Royke menilai, pertumbuhan yang kuat ini juga didukung perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross, yang turun dari 2,8 persen pada kuartal I-2023 menjadi 2,0 persen pada kuartal I-2024.

Hal ini diikuti dengan credit cost yang juga menurun 40 basis poin yoy menjadi 1,0 persen pada kuartal I-2024.

Baca juga : DPRD Usul GBK Dan Pelabuhan Tanjung Priok Dikelola DKJ

Royke menekankan peningkatan kualitas aset akan tetap menjadi fokus perseroan.

“Diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi dan suku bunga,” ujarnya.

Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga berupa Fee Based Income (FBI) dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp 5,1 triliun, atau tumbuh 15,9 persen dari sebelumnya sebesar Rp 4,4 triliun.

Menurutnya, dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non-bunga telah berkontribusi 35 persen dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi.

Tak hanya itu, kombinasi dari perbaikan fundamental, termasuk peningkatan FBI, efisiensi operasional, serta kualitas aset yang terus membaik mendorong BNI meraih laba bersih Rp 5,33 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh 2 persen yoy.

Baca juga : Indonesia Vs Irak, Hidup Mati Demi Tiket Olimpiade

Pihaknya terus melanjutkan, transformasi perusahaan yang sudah berjalan selama tiga tahun, agar mampu memberikan tingkat profitabilitas yang kuat dan sehat dalam jangka panjang.

Royke menambahkan, BNI berada di jalur yang tepat untuk mencapai aspirasi profitabilitas Return on Equity (ROE) hingga level 20 persen pada 2028 mendatang.

Hal ini didasari oleh pertumbuhan aset yang stabil dan berkelanjutan dari segmen prospektif berisiko rendah, serta kualitas aset yang semakin sehat.

“Dengan program transformasi ini, kami konsisten melakukan peningkatan kapabilitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan optimalisasi teknologi sebagai faktor enablers yang krusial,” katanya.

Royke menjelaskan, BNI telah melakukan langkah-langkah prudent dan strategis dalam mengelola kondisi likuiditas. Terutama pendanaan valas melalui penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan kebijakan pricing yang efisien.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.