Dark/Light Mode

Genjot Hilirisasi Rumput Laut, Kemenperin Gelar Business Matching

Selasa, 25 Juni 2024 11:07 WIB
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika. (Foto: Ist)
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri pengolahan rumput laut memiliki prospek bisnis yang menjanjikan karena didukung ketersediaan bahan baku yang melimpah dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi. 

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika saat mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membuka Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (25/6/2024).

“Sebagai negara penghasil budidaya rumput laut terbesar ke-2 di dunia, Indonesia merupakan tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut mulai dari proses budidaya sampai dengan proses hilirisasi,” ujarnya.

Baca juga : Cegah Karhutla Di Jambi, Pemerintah Gelar Modifikasi Cuaca

Dalam 10 tahun terakhir, kata dia, Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Namun, belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir yang lebih memiliki nilai tambah.

“Sebesar 66,61 persen produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering, sementara rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih sebesar 33,39 persen,” ujarnya.

Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77 persen, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23 persen. Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembanganpasar.

Baca juga : Pemuda Bicara, Kemenpora Gelar Diskusi Edukatif Darurat Judol

Menurut dia, The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar 11,8 miliar dolar AS, yaitu produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil. “Pengembangan dan inovasi produk diharapkan dapat mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk potensial tersebut,” katanya.

Untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri, saat ini Kemenperin senantiasa bersinergi dengan berbagaiK/L melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional.

Menurut dia, Kemenperin berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN, dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.

Baca juga : Gelar Kompetisi Kriya Nusantara, Kemenperin Cari Perajin Anyaman Inovatif 

“Saya mengharapkan Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna dapat terlaksana dengan baik, membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing produk dalam negeri, meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan ini dapat mendorong perkembangan ragam produk hilir berbasis rumput laut dan menciptakan peluang kerja sama yang lebih baik dalam upaya peningkatan kinerja industri nasional.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.