Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hadapi Revolusi 4.0

Produktivitas SDM Kita Tertinggal Dari Negeri Tetangga

Selasa, 15 Januari 2019 14:21 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan) bersalaman dengan (dari kiri) Ketua IKA Undip yang juga Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono, Menteri PPN/Ketua Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, Steering Commitee Himpuni Akhmad Mukowam dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai membuka seminar dan dialog bertajuk
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan) bersalaman dengan (dari kiri) Ketua IKA Undip yang juga Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono, Menteri PPN/Ketua Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, Steering Commitee Himpuni Akhmad Mukowam dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai membuka seminar dan dialog bertajuk "Penyiapan SDM Indonesia menghadapi Revolusi Industri ke-4, Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia” di Jakarta, Senin (14/1). (Foto: Mohamad Qori/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Indonesia menghadapi masalah produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0

“Produktivitas SDM kita tertinggal dari negara-negara tetangga. Hal ini menyebabkan serapan angkatan kerja Indonesia rendah dibandingkan Malaysia, Singapura, Thailand maupun Filipina. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan,” ungkap Bambang dalam acara Seminar dan Dialog Nasional tentang penyiapan SDM Indonesia menghadapi Revolusi Industri ke-4, di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : 2 Petinggi Waskita Karya Jadi Tersangka KPK

Bambang menuturkan, ada masalah utama yang membuat produktivitas SDM Indonesia tertinggal. Pertama, para pekerja di Indonesia tidak memiliki wadah untuk meningkatkan kemampuan. Berdasarkan data, 60 persen pekerja Indonesia bekerja di sektor informal yang produk-tivitasnya masih kurang. 

“Kita kekurangan sarana dan prasarana pelatihan, baik untuk angkatan kerja baru maupun tenaga kerja aktif. Makanya mereka kesulitan melakukan up skilling dan re-skilling,” imbuhnya. 

Baca juga : Bertarung Di Dapil Neraka, Caleg Banteng Makin Pede

Penyebab kedua, lebih dari 55 persen orang yang lulus pendidikan formal tidak memiliki kompetensi khusus. Pendidikan Indonesia selama ini hanya fokus dari sisi akademis. Penekanan dari sisi soft skill-nya masih kurang. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.