Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Olah Sampah Organik, PLN EPI Laksanakan Program Kolaborasi TJSL
Minggu, 17 November 2024 20:03 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Anak Perusahaannya, PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg) melaksanakan kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam program “Pengelolaan Sampah Organik Dapur dengan Maggot BSF”.
Kegiatan kolaborasi dilaksanakan di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu, (13/11/2024).
Melalui program ini, PLN EPI mengajak warga Desa Karangasem untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, edukasi pemilahan sampah, pengolahan sampah hulu terpadu, hingga nilai tambah dari hasil pengolahan sampah organik melalui Maggot Black Soldier Fly (BSF).
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan menjelaskan program ini dapat menciptakan kemandirian, serta keberlanjutan dalam pengelolaan sampah organik dapur.
“PLN EPI akan terus berkomitmen untuk menyampaikan program ini secara keberlanjutan. Sehingga keberhasilan program ini selaras dengan tingkat partisipasi warga Desa Karangasem dalam memilah sampah organik," ujar Mamit.
Baca juga : Layanan Publik Diperbaiki, Pejabatnya Jangan Korupsi
Ia melanjutkan, BSF (Hermetia Illucens) adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik.
Maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah organik.
Proses biokonversi oleh maggot ini dapat mendegradasi sampah lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos organik, serta larvanya dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan.
Proses biokonversi dinilai cukup aman bagi kesehatan manusia karena lalat ini bukan termasuk binatang vektor penyakit.
Kolaborasi ini juga mengajak komunitas lokal. Yaitu, Bank Sampah Ngupadi Rejeki untuk memilah sampah organik dapur dari rumah tangga (hulu), kemudian dikumpulkan dan dipakai sebagai pakan budidaya Maggot BSF.
Baca juga : Anindya Buka Peluang Kerja Sama dengan Pengusaha AS Garap Program Prabowo
Selain itu, Bank Sampah Ngupadi Rejeki telah menjalankan beberapa kegiatan untuk mengurangi volume sampah yang ada di Desa Karangasem, seperti pengumpulan dan penimbangan sampah anorganik.
Mamit menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas keterampilan dan skill warga Karangasem dalam pengelolaan sampah secara mandiri dapat menghasilkan nilai tambah.
"Indikator keberhasilan dari program ini telah diukur sesuai kebutuhan warga Kalurahan Karangasem, dengan target penerima manfaat sebanyak 250-300 kepala keluarga selama 7 (tujuh) bulan, sehingga dapat mengurangi jumlah volume sampah organik sebanyak 2-3 ton perbulan," ujar Mamit.
Kepala Bebadan Pangreksaloka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo menyampaikan, pogram ini sangat bagus karena menjadi percontohan bagi Kalurahan lain.
"Ke depannya program ini dapat berkembang dan terus berjalan secara konsisten berkelanjutan, agar memberikan dampak positif bagi warga dan dapat diterapkan di Kalurahan lain," pungkas Marrel.
Baca juga : Perkuat Sistem Kearsipan
Salah satu warga Kalurahan Karangasem, Riyanta mengungkapkan, program ini memberikan manfaat yang luar biasa bagi warga Kalurahan Karangasem, Kecamatan Ponjong.
Program ini mengurangi sampah organik, mengurangi pembakaran sampah kompos. Selain itu juga dapat memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah dapur melalui maggot.
"Dan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat," ujarnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya